kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pilihan menarik emiten cantik


Rabu, 07 November 2012 / 16:17 WIB
Pilihan menarik emiten cantik
ILUSTRASI. Ada 200.000 vaksin merk Moderna yang akan diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.


Reporter: Harris Hadinata, Dessy Rosalina, Teddy Gumilar | Editor: Imanuel Alexander

KONTAN mencoba menyajikan pilihan saham berkinerja kinclong yang masih menarik untuk dimasukkan dalam portofolio investasi. Selain menjanjikan cuan melalui kenaikan harga, investor juga bisa berharap untung dari dividen. Simak ulasannya.

Satu per satu emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mengumumkan kinerja keuangan mereka untuk kuartal III–2012. Sesuai dengan prediksi para pelaku pasar, meski harus menghadapi ancaman krisis utang Eropa dan perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS), emiten rata-rata tetap bisa membukukan kinerja keuangan yang positif.

Rilis kinerja keuangan emiten bahkan sempat mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam. Pada perdagangan Selasa (30/10) lalu, IHSG melesat hingga mencapai level 4.364,60, yang merupakan rekor tertinggi IHSG hingga saat ini.

Analis menilai, pelaku pasar merespon positif rilis kinerja keuangan emiten selama sembilan bulan pertama tahun ini. Hal ini menjadi bahan bakar bagi penguatan indeks saham.

Dampaknya tidak bertahan lama

Sayang, bahan bakar ini tidak bertahan lama. Sehari setelah mencetak rekor, IHSG kembali melemah. Padahal, rata-rata indeks saham di Asia dan Eropa menguat. “Aksi ambil untung dilakukan pemodal di tengah menguatnya bursa regional Asia dan Eropa,” cetus Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas.

Menurut Purwoko, hasil kinerja emiten di kuartal III–2012 sudah tecermin pada pergerakan IHSG menjelang indeks saham kembali mencetak rekor. Dengan demikian, setelah IHSG mencetak rekor, pelaku pasar kembali mengamati isu-isu ekonomi global. Salah satu isu yang jadi perhatian pasar adalah kekhawatiran terjadinya kontraksi pada ekonomi Jerman.

Di kuartal ketiga ini, tidak semua emiten bisa membukukan kinerja positif. Sama halnya kuartal sebelumnya, rata-rata emiten yang berhasil mencetak kinerja cemerlang di sembilan bulan pertama tahun ini adalah emiten yang menyasar pangsa pasar domestik. Misalnya saja, emiten sektor properti, infrastruktur, perbankan, dan ritel.

Sementara, kinerja emiten yang bergantung pada pasar impor masih tertekan. Misalnya saja, emiten yang berbisnis batubara.

Lalu, emiten mana yang masih oke buat dikoleksi? Berikut beberapa emiten yang direkomendasikan analis:

BJBR

Kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sepanjang sembilan bulan pertama 2012 cukup memuaskan. Emiten yang menjajakan saham berkode BJBR di bursa ini berhasil mencetak pendapatan bunga Rp 5,08 triliun di periode tersebut. Realisasi pendapatan tersebut naik sekitar 17,95% dari realisasi di periode yang sama di 2011.

Sementara, laba bersih bank yang ngetop dengan nama Bank Jabar ini naik menjadi Rp 945,38 miliar. Artinya, laba bersih bank ini naik sekitar 18,96% dari realisasi laba bersih di kuartal tiga 2011, yakni Rp 794,70 miliar.

Analis menilai, pencapaian ini antara lain merupakan hasil dari ekspansi Bank Jabar di sektor mikro. Sepanjang kuartal ketiga 2012, bank ini berhasil mendorong kredit mikro tumbuh 41% menjadi Rp 4,1 triliun. Realisasi ini bahkan melampaui target penyaluran di 2012 yang dipatok Rp 2,9 triliun.

Porsi kredit mikro Bank Jabar juga sudah mencapai 12,5% dari total kredit yang disalurkan. Ini jauh lebih besar ketimbang porsi kredit mikro di kuartal tiga 2011 yang hanya 11,15% dari total kredit. Berkat hal ini, di kuartal ketiga saja, BJBR mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 345 miliar.

Analis MNC Securities Martha Christina memperkirakan, kredit mikro BJBR tahun ini bisa mencapai Rp 6 triliun. Di 2013, penyaluran kredit jenis ini bisa naik jadi Rp 8,5 triliun.

Menurut analis Trimegah Securities Robby Hafil, derasnya pengucuran kredit Bank Jabar tak lepas dari peran sekitar 420 Warung BJB, yang menjadi ujung tombak penyaluran kredit mikro. Tahun depan, Bank Jabar berniat menambah jumlah Warung BJB hingga lebih dari dua kali lipat jumlah saat ini.

Selain lewat Warung BJB, Bank Jabar mengejar ekspansi kredit mikro melalui pertumbuhan anorganik, yakni melalui bank perkreditan rakyat. Bank daerah Jabar dan Banten ini mencoba memaksimalkan kepemilikan saham di BPR yang dianggap potensial. Misalnya, di BPR Garut, Bank Jabar menambah kepemilikan saham hingga 51%. Sekadar informasi, saat ini Bank Jabar memiliki saham di sekitar 51 BPR dengan rata-rata kepemilikan 15%.

Tapi, analis menilai, kontribusi dari BPR ini belum menunjukkan hasil yang signifikan. Robby menganggap, Warung BJB jauh lebih efektif untuk menjangkau calon debitur potensial. “Usaha mikro butuh banyak cabang untuk menjangkau debitur. Akuisisi BPR tidak signifikan dibanding membuka warung BJB yang ongkosnya lebih murah,” jelas dia.

Hanya saja, langkah Bank Jabar bermain di sektor mikro juga memperbesar risiko kredit macet. Per September lalu, non performing loan (NPL) Bank Jabar naik dari 1,4% di kuartal kedua 2012 jadi 1,7% di kuartal ketiga. Tapi, Martha menganggap jumlah ini masih wajar dan seimbang dengan bunga kredit mikro yang dipatok cukup tinggi, yakni antara 25%–27%.

Meski pertumbuhan penyaluran kredit mikro melesat, analis memandang kredit konsumer masih bakal jadi tulang punggung pemasukan Bank Jabar selama beberapa tahun ke depan. Sebagai gambaran, saat ini porsi kredit konsumer Bank Jabar mencapai 67% dari total kredit yang disalurkan.

Maklum, sebagai bank milik pemerintah daerah, Bank Jabar memperoleh hak istimewa menyalurkan kredit konsumsi kepada PNS di Jabar dan Banten. Martha mencatat, rata-rata bunga kredit konsumsi Bank Jabar sekitar 18%–20%. “Di sisi lain kredit bermasalahnya rendah, karena pembayaran gaji PNS juga lewat Bank Jabar,” ujarnya.

Robby memprediksi, tahun ini total penyaluran kredit Bank Jabar bisa tumbuh hingga 19,6%. Tahun depan kenaikannya diperkirakan bisa mencapai 20,7%. Dengan kenaikan tersebut, Robby memprediksi laba bersih Bank Jabar sepanjang 2012 bisa tumbuh 10,5% dibanding dengan laba bersih di 2011. Di 2013, laba bersih bank daerah ini bisa meroket 25,8% .

Sedang menurut hitungan Martha, hingga akhir tahun ini Bank Jabar berpotensi meraup pendapatan Rp 7,1 triliun, dengan laba bersih Rp 1,26 triliun. Bank Jabar juga masih bisa menjaga level kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di 1,4%–1,5%, dengan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) 6,8%–7%.

Para analis merekomendasikan beli saham ini. Martha mematok target harga Rp 1.340 per saham. Sementara Robby memasang target harga 2013 di Rp 1.400 per saham, yang mencerminkan price to earning ratio (PER) 9,4 kali dan price to book value(PBV) 2 kali. Pada perdagangan Kamis (1/11), saham BJBR ditutup di Rp 1.110.

ROTI

Selama sembilan bulan pertama 2012, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sukses meraih pendapatan Rp 855,94 miliar, naik 52,85% dari Rp 559,97 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba bersih Nippon pun terdongkrak naik menjadi Rp 96,68 miliar, dari sebelumnya Rp 71,70 miliar.

Analis AAA Securities Adolf Sutrisno menilai, kinerja emiten berkode ROTI tersebut bakal terus melaju kencang hingga tahun depan. Kenaikan itu merupakan hasil dari diversifikasi produk yang dilakukan produsen roti ini.

Nippon memang tergolong rajin mengembangkan varian roti baru. Contohnya, tahun ini Nippon memperkenalkan roti tawar keju. “Rencana peluncuran produk roti tawar premium dan snack roti di 2013 juga akan menjadi penopang kinerjanya,” ujar Adolf.

Dengan memproduksi roti tawar premium, Nippon bakal bersaing dengan peritel yang juga menjajakan roti tawar premium, seperti Kem Chicks. Menurut Adolf, pasar roti tawar premium masih besar karena pemainnya sedikit. Peluang Nippon membesar lantaran produsen roti bermerek Sari Roti ini berniat memasarkan roti tawar premium dengan harga lebih miring, Rp 17.000 per bungkus. Kini harga pasaran roti tawar premium sekitar Rp 23.000 per bungkus.

Nippon juga terus meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik baru. Perseroan ini antara lain mendirikan pabrik di Makassar dan Palembang. Selain untuk menambah produksi, pendirian pabrik di dua kota tersebut dilakukan untuk memperkuat penetrasi Nippon di dua kota tadi.

Keunggulan lain dari Nippon adalah merek Sari Roti yang sudah kuat di masyarakat. Analis Danareksa Sekuritas Mardesiana menuturkan, hal ini berkat strategi emiten ini membuat produk massal yang bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat. Produsen roti lain pun jadi sulit bersaing dengan Nippon.

Selain itu, Nippon didukung jalur distribusi yang kuat. “Pertumbuhan industri ritel minimarket beberapa tahun belakangan juga memperkuat jalur distribusi Sari Roti,” ujarnya.

Di 2013, Mardesiana meya-kini kinerja Nippon masih bisa melesat. Apalagi pasar roti masih belum jenuh. Mardesiana memprediksi, di 2013 Nippon mampu meraih pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun dan laba bersih Rp 191 miliar.

Adolf lebih optimistis. Menurut hitungannya, pendapatan Nippon tahun depan bisa mencapai Rp 1,5 triliun, dengan laba bersih Rp 197 miliar.

Karena itu, Mardesiana dan Adolf sepakat merekomendasikan beli saham ROTI. Adolf memasang target harga sebesar Rp 6.800 per saham. Hitungan Adolf, harga ini mencerminkan PER 43 kali, lebih tinggi dibanding PER sektor konsumer yakni 28 kali. “Meski premium tapi masih layak koleksi untuk jangka panjang,” tandas Adolf. Kamis lalu, saham ROTI masih dibanderol di harga Rp 6.100 per saham.

SMGR

Perlahan tapi pasti, PT Semen Gresik Tbk mulai bisa mengatasi kendala kapasitas produksi yang minim. Hal ini terlihat dari peningkatan kinerja hingga kuartal III–2012 lalu. Di periode tersebut, emiten yang sahamnya diberi kode SMGR ini mampu mencetak kenaikan pendapatan 17,71% jadi Rp 13,67 triliun. Sementara laba bersih naik 22,47% jadi Rp 3,41 triliun.

Meski begitu, para analis menilai industri semen masih bakal tetap menghadapi kendala terbatasnya kapasitas produksi untuk mencukupi kebutuhan. Gifar Indra Sakti, analis Sucorinvest Central Gani, menuturkan, kapasitas terpasang industri semen tahun ini cuma 59,5 juta ton. Padahal, pemerintah memasang target produksi semen nasional 60,56 juta ton.

Gifar menganalisa, di 2013 kapasitas produksi terpasang bisa naik jadi 64,3 juta ton. Kenaikan ini disokong penambahan produksi dari beberapa pabrik baru, seperti pabrik milik Holcim dan Semen Bosowa. Tapi, tetap saja, angka kapasitas produksi tersebut masih di bawah target pemerintah, yakni sebesar 65 juta ton di 2013.

Asal tahu saja, keterbatasan kapasitas produksi ini sempat menekan kinerja Semen Gresik. Di 2011, pangsa pasar perusahaan pelat merah ini merosot jadi 40%, lantaran tidak ada tambahan kapasitas produksi.

Tahun ini, Semen Gresik bisa bernapas lega setelah mendapat tambahan pasokan sebanyak 5 juta ton dari pabrik di Tuban dan Tonasa. Kontribusi kedua pabrik ini baru akan maksimal di 2013. Tambahan ini akan membuat tingkat utilisasi Semen Gresik jadi lebih longgar, yaitu di level 82%. Tapi, karena tidak ada penambahan pabrik baru di 2013, utilitas Semen Gresik tahun depan kembali meningkat jadi 87%.

Produsen semen ini memang berencana kembali mendongkrak volume produksi dengan membangun pabrik di Padang dan Rembang. Jika tak meleset, pembangunan dua pabrik ini akan dimulai tahun 2013.

Kedua pabrik ditargetkan rampung pada 2015 atau 2016. Dari dua pabrik tadi, perseroan ini menargetkan tambahan produksi sebanyak 5 juta ton. Ini termasuk strategi Semen Gresik untuk mencapai kapasitas produksi 30 juta ton di 2016.

Hingga September lalu, total penjualan Semen Gresik mencapai 16 juta ton. Menurut Gifar, ini setara dengan 40% pangsa
pasar. “Masih belum mencapai t ingkat ideal di sekitar 43%–44%,” cetus dia.

Tapi, Gifar memprediksi, Semen Gresik masih berpeluang mendorong pangsa pasar hingga akhir tahun. “Karena tambahan dari Tonasa dan Tuban itu baru masuk sekitar Maret dan April 2012 lalu,” ujarnya.

Analis memperkirakan, volume penjualan Semen Gresik tahun ini bisa mencapai 20,66 juta ton, naik dari realisasi 2011 sebesar 19,6 juta ton. Sementara di 2013, penjualannya diprediksi bisa mencapai 21,8 juta ton.

Analis Batavia Prosperindo Sekuritas Parningotan Julio mengestimasikan, pendapatan Semen Gresik tahun ini bisa mencapai Rp 18,6 triliun, dengan laba bersih Rp 4,2 triliun. Analis menilai saham SMGR ini masih layak dikoleksi. Hanya saja, harga saat ini sudah terbilang cukup mahal. Karena itu, investor yang ingin mengoleksi sebaiknya menunggu harga di pasar turun dulu.

Gifar mematok target harga sebesar Rp 15.650 per saham, setara dengan PER 2013 di 19 kali. Harga SMGR Kamis lalu tercatat Rp 14.900 per saham.

ERAA

PT Erajaya Swasembada Tbk merupakan salah satu emiten yang mencetak kenaikan kinerja paling dahsyat di kuartal tiga 2012 lalu. Pendapatan perusahaan ritel ini mencapai Rp 9,65 miliar. Artinya, pendapatan Erajaya di sembilan bulan 2012 lebih tinggi 148,45% ketimbang realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba bersih perseroan ini bahkan naik lebih dahsyat. Di sembilan bulan 2011 lalu, laba bersih Erajaya cuma Rp 116,87 miliar. Tahun ini, laba bersihnya mencapai Rp 329,58 miliar. Artinya ada kenaikan 182%.

Melihat kinerja yang positif, wajar kalau analis menilai saham emiten yang berkode ERAA ini menarik untuk dikoleksi. Analis J.P. Morgan Securities Indonesia Stevanus Juanda memasang rekomendasi overweight untuk ERAA. Jadi Anda bisa memperbanyak porsi saham ini dalam portofolio Anda.

Wajar saham emiten ini mendapat rekomendasi positif. Erajaya termasuk emiten yang rajin menggelar ekspansi. Awal Oktober lalu, emiten yang mencatatkan sahamnya di akhir tahun lalu ini mengumumkan telah mengakuisisi 30% saham PT Inovidea Magna Global. Ini adalah perusahaan pengembang aplikasi seluler. “Investasi ini akan mendukung strategi ERAA dalam menyediakan value added services dan konten pada pelanggannya,” tulis analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dalam risetnya.

Salah satu aplikasi buatan Inovidea adalah PicMix. Ini adalah aplikasi berbagi foto, mirip seperti Instagram. Adrian mencatat, aplikasi PicMix ini termasuk dalam lima besar aplikasi yang paling banyak di-download untuk BlackBerry. Pengguna
aplikasi ini sudah mencapai 5 juta lebih.

Erajaya menargetkan pengguna PicMix bisa mencapai 10 juta di akhir tahun ini. Analis optimistis prospek bisnis Erajaya tahun depan masih gemilang. Ada beberapa faktor yang bakal menjadi sentimen positif bagi peritel gadget ini. Pertama, Samsung melakukan pemotongan harga produk. Produsen gadget asal Korea Selatan ini gencar melakukan pemotongan harga produknya di seluruh dunia.

Stevanus mencontohkan, di China Samsung menurunkan harga Galaxy SIII sekitar 16%. Samsung juga memangkas harga sejumlah ponsel pintar yang dipasarkan di Indonesia. Misalnya Samsung Galaxy Tab 10.1 turun sekitar 11,5%. “Penurunan harga secara agresif yang dilakukan prinsipal akan membuat penetrasi ponsel pintar di pasar semakin tinggi, seiring kemampuan masyarakat membeli meningkat,” papar Stevanus.

Kedua, Erajaya berpeluang kembali memperoleh hak menjadi distributor eksklusif vendor gadget tertentu di Indonesia. Saat ini, Erajaya telah menjadi distributor eksklusif untuk BlackBerry. Hak distributor eksklusif ini diperoleh setelah Erajaya mengakuisisi Teletama Artha Mandiri. Erajaya juga memperoleh hak eksklusif menjadi distributor untuk BlackBerry Gemini.

Ketiga, Erajaya berpotensi mendapat insentif pajak. Pasalnya, Eralink International, pemilik mayoritas Erajaya, melepas 241 juta saham miliknya ke pasar. Jumlah tersebut setara 8,3% dari total saham ERAA. Dengan aksi korporasi tersebut, porsi saham ERAA yang beredar di pasar mencapai 40,02%.

Nah, sesuai ketentuan perpajakan di Indonesia, emiten yang kepemilikan saham publiknya 40% ke atas mendapat keringanan pembayaran pajak penghasilan. Lumayan, pajak yang tadinya sebesar 25%, dipangkas menjadi hanya 20%.

Stevanus menilai, keringanan pajak itu akan meningkatkan laba bersih Erajaya. Ia memprediksi hingga akhir tahun ini Erajaya bisa mencetak penjualan Rp 12,56 triliun dengan laba bersih Rp 460,2 miliar. Di 2013, penjualan Erajaya bisa mencapai Rp 15,77 triliun dengan laba bersih Rp 630,4 miliar.

APLN

Sektor properti termasuk salah satu sektor yang pertumbuhannya paling pesat selama dua tahun terakhir. Salah satu saham properti yang masuk rekomendasi analis adalah saham PT Agung Podomoro Land Tbk. Emiten ini memang berhasil membukukan kinerja keuangan yang kinclong.

Selama sembilan bulan 2012, emiten yang mejeng di bursa saham dengan kode APLN ini berhasil mencetak penjualan sebesar Rp 3,52 triliun, naik 31,6% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih naik 52,10% jadi Rp 682,67 miliar.

Bahkan, bila hanya menghitung laba bersih di kuartal tiga, pertumbuhannya lebih dahsyat. Selama periode Juli-September 2012, Agung Podomoro berhasil menjaring laba bersih Rp 245 miliar, naik 120,72% dari laba bersih kuartal tiga 2011 yang sebesar Rp 111 miliar. “Ini lebih tinggi dari prediksi kami, yakni 104%, dan konsensus sebesar 97%,” tutur Natalia Sutanto, analis Bahana Securities.

Margin laba bersih perusahaan properti ini juga melesat. Selama sembilan bulan 2012, Agung Podomoro bisa mencetak margin laba bersih sebesar 19,4%. “Ini jauh di atas proyeksi full year 2012 kami di 15,1%,” imbuh Natalia. Buat catatan, hingga akhir 2011 lalu margin laba bersih perusahaan ini cuma sebesar 15,2%.

Pertumbuhan dahsyat Agung Podomoro disokong antara lain oleh pendapatan berulang. Natalia mencatat, recurring income Agung Podomoro dari sejumlah mal dan hotel di Jakarta, Bandung, dan Balikpapan meningkat tajam.

Peningkatan paling tajam terlihat pada pendapatan bisnis hotel. Pada 2011 lalu, hingga kuartal tiga pendapatan dari bisnis hotel cuma mencapai Rp 4,98 miliar. Tahun ini, di periode yang sama, pendapatan hotel perusahaan ini mencapai Rp 147,07 miliar. Alhasil, total pendapatan berulang perusahaan ini naik sekitar 109,63% menjadi Rp 598,91 miliar.

Selain itu, penjualan unit apartemen yang dikembangkan emiten ini juga cukup pesat. Buat catatan, pendapatan pra penjualan (marketing sales) Agung Podomoro pada periode Januari–September 2012 sudah mencapai Rp 4,25 triliun. Jadi, perseroan ini cukup menambah marketing sales sebesar Rp 75 triliun lagi untuk mencapai target sepanjang 2012.

Analis memprediksi, kinerja cemerlang Agung Podomoro bisa berlanjut hingga tahun depan. “Salah satu keunggulan Agung Podomoro adalah ekspansi dia banyak, proyeknya banyak, dan eksekusi proyek bagus,” terang Natalia. Awal Oktober lalu, Agung Podomoro mengumumkan pihaknya telah mengakuisisi 85% saham PT Tritunggal Lestari Makmur.

Ini adalah perusahaan properti asal Bandung. Perusahaan ini memiliki lahan seluas 1,9 hektare (ha) di ibukota provinsi Jawa Barat tersebut. Selain itu, Tritunggal jugamemperoleh izin pengelolaan dan pengembangan fasilitas meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) selama
30 tahun dari pemerintah daerah. Rencananya, Agung Podomoro akan mengembangkan proyek hotel dan gedung komersial di lahan tadi.

Sejumlah rencana akuisisi lain juga tengah dipersiapkan emiten properti ini. Salah satunya, Agung Podomoro berencana mengakuisisi lahan seluas 15 ha di Pluit, Jakarta. Di lahan tersebut, perusahaan ini berniat membangun properti serbaguna, terdiri dari apartemen, perumahan, dan ruko.

Natalia menilai ekspansi Agung Podomoro positif untuk kinerja perusahaan ini. Apalagi, kini semakin banyak orang yang lebih cenderung memilih tinggal di apartemen dalam kota, ketimbang mencari rumah di pinggir kota.

Berdasarkan pertumbuhan kinerja Agung Podomoro, Natalia merekomendasikan beli untuk saham APLN. Apalagi, saham ini terhitung masih sangat murah dibandingkan saham properti lain. Natalia mematok target harga Rp 430 untuk saham APLN ini. Pada penutupan perdagangan Kamis lalu, APLN dihargai Rp 365 per saham.

Hanya saja, perlu jadi catatan, volume perdagangan saham ini tidak melulu besar. Ambil contoh, pada 30 Oktober lalu, volume perdagangan saham ini cuma 3 juta saham. Bandingkan dengan volume perdagangan saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) di hari tersebut yang mencapai 49,27 juta saham. Karena itu, saham APLN ini lebih cocok untuk investor jangka panjang.

BBNI

Kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk per September 2012 tidak terlalu menggembirakan. Pertumbuhan penyaluran kredit bank pelat merah ini terhitung loyo. Tingkat penyaluran kredit bank ini hanya naik sekitar 14,8% dibanding setahun silam, jauh lebih kecil ketimbang pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang mencapai rata-rata 24%.

Penyaluran kredit bank yang ngetop disebut BNI ini rendah lantaran penyaluran kredit korporasi hanya tumbuh 6,2%. Padahal, kontribusi kredit korporasi pada total penyaluran kredit BNI di kuartal ketiga 2012 mencapai 35,1%.

Di sisi lain, pada periode yang sama, bank dengan kode saham BBNI ini berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp 238,9 triliun, atau naik sekitar 16,9%.

Akibatnya, rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BNI susut dari 78,3% menjadi 76,8%.
Beruntung, sekitar 64% dari DPK merupakan sumber dana murah. Berkat itu, BNI bisa menekan biaya dana menjadi 2,8% di kuartal tiga 2012. Menurut catatan Martha, cost of fund BNI cuma sebesar 2,8%.

Meski begitu, BNI hanya mampu mencetak NIM sebesar 5,8%. Pemicu NIM rendah adalah penurunan suku bunga kredit. Asal tahu saja, selain kredit korporasi, BNI juga fokus ke kredit komersial, terutama KPR, yang pendapatan bunganya jauh lebih rendah ketimbang kredit usaha mikro. “Ini sesuai dengan risiko yang lebih kecil, selain karena memang permintaan KPR tinggi,” kata Martha.

Tapi, secara total, BNI masih bisa membukukan peningkatan laba bersih yang lumayan. Laba bersih bank ini naik sekitar 24,46% menjadi Rp 5,04 triliun. Sementara pendapatan bunga bersih naik sekitar 19,02% menjadi Rp 11,20 triliun.

Para analis memprediksi, hingga akhir tahun nanti BNI hanya bisa mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 17%–18%. Manajemen BNI sendiri menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang tahun ini mencapai 18%–20%.

Hingga akhir tahun nanti, Martha menganalisis NIM BNI akan bertahan di level 5,8%–6%. Dengan demikian, BNI bisa mendorong pendapatan bunga bersih menjadi Rp 14,9 triliun dan laba bersih Rp 6,7 triliun.

Hanya saja, tahun depan bank-bank yang memiliki komposisi kredit konsumer signifikan, termasuk BNI, bakal merasakan hambatan dari beleid yang dibuat otoritas moneter. Robby bilang, keinginan Bank Indonesia menaikkan kualitas kredit, terutama kredit konsumsi, berpotensi menekan pertumbuhan kredit itu sendiri.

Contoh beleid yang mengancam pertumbuhan penyaluran kredit BNI, misalnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) yang berlaku mulai Januari 2013. Aturan ini membatasi jumlah kepemilikan kartu kredit serta plafon maksimum kredit nasabah.

BI diperkirakan masih bakal menahan BI rate di level rendah. Dus, perbankan terus bersaing menawarkan bunga murah demi menggenjot penyaluran kredit. Ujungnya, pendapatan bunga bank bisa menipis.

Robby memprediksi, jika tahun ini penyaluran kredit bank bisa tumbuh hingga 24%, tahun depan pertumbuhannya paling banter hanya 23%. Proyeksi ini juga sudah memperhitungkan faktor kompetisi antarbank yang kian ketat. Untuk BNI sendiri, ia mengitung pertumbuhan kredit bank ini bisa mencapai 19% tahun depan.

Meski banyak menghadapi tantangan, analis tetap mematok rekomendasi beli untuk BBNI. Robby memasang target harga BBNI di 2013 sebesar Rp 4.800 per saham. Target harga ini mencerminkan PER sebesar 12,4 kali dan PBV 2,1 kali. Sedang Martha mematok target harga di Rp 4.400 per saham. Harga BBNI Kamis lalu mencapai Rp 3.725 per saham.

BEST

Pertumbuhan pesat industri di Indonesia menjadi berkah bagi PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. Hingga September 2012, emiten yang melego sahamnya dengan kode BEST ini sukses membukukan pendapatan Rp 661,97 miiar, naik 88,50% dari pendapatan di sembilan bulan 2011. Laba bersih perseroan ini pun melonjak 262,88% menjadi Rp 301,53 miliar, dari Rp 83,09 miliar di tahun lalu.

Natalia memprediksi, kinerja Bekasi Fajar bakal terus melesat di 2013. Ia menghitung, di 2012 ini emiten pengelola kawasan industri ini bakal meraih pendapatan Rp 954 miliar dan Rp 1,34 triliun di 2013. Sementara laba bersih tahun ini bisa mencapai Rp 410 miliar, dan akan naik jadi Rp 732 miliar di 2013 mendatang.

Setidaknya ada tiga faktor yang menopang kinerja Bekasi Fajar tahun depan. Pertama, jumlah land bank yang besar. Saat ini Bekasi Fajar tercatat sebagai emiten pengelola kawasan industri yang memiliki land bank terbesar. Hingga semester satu lalu, Bekasi Fajar memiliki lahan cadangan seluas 777 ha yang berlokasi di Cikarang Barat, Bekasi.

Kedua, lokasi tanah Bekasi Fajar pun lebih memikat dibanding kawasan industri lainnya. Natalia menghitung, jarak Cikarang paling dekat dengan central business district (CBD) di Jakarta, yakni sekitar 24 km. Selain itu, jarak Cikarang ke Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Sukarno-Hatta pun lebih dekat ketimbang kawasan industri lain, yakni masing-masing sekitar 35 km dan 55 km.

Ketiga, bisnis kawasan industri Bekasi Fajar juga terbantu kuatnya fundamental ekonomi Indonesia. Analis memprediksi jumlah perusahaan asing yang membangun pabrik di Indonesia masih terus bertambah. Daya beli domestik yang kuat membuat perusahaan asing gencar melakukan penetrasi pasar di Tanah Air.

Natalia memprediksi, investasi langsung asing dan domestik di 2013 bakal naik 19% menjadi US$ 38 miliar. Sedangkan sepanjang 2012, Natalia menghitung, kenaikan penanaman investasi langsung naik 14% menjadi US$ 32 miliar. “Permintaan lahan yang tinggi membuat harga jual tanah Bekasi Fajar terus naik kencang,” ujar dia.

Hingga kuartal III–2012, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) lahan Bekasi Fajar mencapai US$ 150 per meter persegi (m2). Padahal, tahun lalu harganya masih di bawah US$ 100 per m2.

Tahun depan, Natalia memprediksi ASP lahan industri Bekasi Fajar bisa mencapai US$ 170–US$ 180 per m2. “Bahkan harga jualnya bisa mencapai US$ 200 per m2 karena lokasi dan kualitas lahan Bekasi Fajar terbilang baik,” imbuh Triwira Tjandra, analis Ciptadana Securities.

Catatan saja, di semester pertama, Bekasi Fajar sukses menjual lahan industri seharga US$ 170 per meter persegi kepada PT Garuda Metalindo dan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Triwira menambahkan, kemampuan Bekasi Fajar mengakuisisi land bank bakal memperkuat kinerjanya. Di akhir 2012, Triwira memperkirakan land bank Bekasi Fajar bakal mencapai 796 ha.

Triwira meramal, pendapatan Bekasi Fajar di 2013 bakal mencapai Rp 1,4 triliun, naik 61% dari estimasi pendapatan akhir 2012 sebesar Rp 874 miliar. Sedang laba bersih emiten ini diprediksi bakal naik dua kali lipat menjadi Rp 812 miliar dari Rp 399 miliar di 2012.

Triwira merekomendasikan beli saham BEST dengan target harga Rp 740 per saham. Kamis lalu, harga saham BEST ada di level Rp 680 per saham.

ACES

Kinerja PT Aces Hardware Tbk di sembilan bulan pertama 2012 juga tidak mengecewakan. Pendapatan peritel ini naik sekitar 34,62% menjadi Rp 2,28 triliun. Sementara, laba bersih perusahaan ini naik sekitar 46,36% jadi Rp 258,73 miliar.

Kenaikan kinerja ini disokong oleh peningkatan pertumbuhan penjualan di satu toko atawa same-store sales growth yang naik 13%. Selain itu, penambahan jumlah gerai juga menjadi faktor positif bagi perusahaan anggota grup Kawan Lama ini.

Hingga September 2012, Ace Hardware sudah membuka 17 gerai baru di 7 kota. “Ini lebih banyak dari rencana awal mereka, yakni 10–15 gerai baru,” kata Anindya Saraswati, analis Danareksa Sekuritas.

Nanda, panggilan akrab Anindya, memprediksi Ace Hardware bakal tetap bisa mempertahankan kinerja yang positif di 2013 nanti. Strategi yang digunakan perseroan ini masih sama seperti tahun ini. “Mereka masih tetap akan menambah gerai baru sekitar 10–15 gerai lagi,” cetus dia.

Nanda menghitung, hingga akhir tahun ini Ace Hardware berpotensi mencetak pendapatan sebesar Rp 3,27 triliun dengan laba bersih Rp 364 miliar. Sementara tahun depan, pendapatan Ace Hardware berpotensi melesat menjadi Rp 4,13 triliun dengan laba bersih 453 miliar.

Rencananya seluruh ekspansi tadi akan dibiayai dengan dana kas internal. Nanda meyakini perusahaan ini tidak akan kesulitan membiayai rencana ekspansi tadi. Menurutnya, Ace Hardware merupakan perusahaan dengan neraca keuangan yang sehat dan kas yang kuat.

Melihat kinerja emiten ini yang positif, Nanda mempertahankan rekomendasi beli. Ia mematok target di Rp 7.500 sebelum pemecahan saham (stock split), atau Rp 750 setelah stock split. Target harga ini mencerminkan PER 2013 sebesar 28,4 kali. Kamis lalu, harga saham ACES sudah mencapai Rp 720 per saham.

Nah, silakan pilih,

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 06 - XVII, 2012 Laporan Utama


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×