kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,06   -1,69   -0.19%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan ke depan, IHSG berpotensi konsolidasi menguat karena alasan-alasan ini


Senin, 18 November 2019 / 05:03 WIB
Sepekan ke depan, IHSG berpotensi konsolidasi menguat karena alasan-alasan ini
ILUSTRASI. Pengunjungi berjalan di samping layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ditutup menguat 0,48 persen atau 29,39 poin di level 6.128,34 dari level pen


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,4% pada akhir pekan lalu.

Tapi, sepekan terakhir, IHSG masih dalam tren melemah. Dihitung selama sepekan, IHSG turun 0,8% ke 6.128,345.

Lantas bagaimana dengan prediksi pergerakan indeks pada pekan ini?

Hans Kwee, Direktur PT. Anugerah Mega Investama menilai, langkah IHSG masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Menurutnya, pada pekan ini, pelaku pasar masih akan mencerna perkembangan perang dagang. "Pada akhir pekan kemarin, optimisme muncul terkait solusi perang dagang menyusul pernyataan Penasihat ekonomi Pemerintah AS Larry Kudlow. Menurutnya, Washington dan Beijing sudah mendekati perjanjian perdagangan," jelas Hans.

Baca Juga: Simak rekomendasi analis soal pergerakan IHSG jelang RDG Bank Indonesia

Larry mengatakan pembicaraan sangat konstruktif dengan Beijing untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung 16 bulan.  Juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, juga bilang kedua negara mengadakan diskusi "mendalam" tentang kesepakatan fase pertama. Akan tetapi mencatat penarikan kembali beberapa tarif adalah kunci untuk mencapai kesepakatan.

Sebelumnya pada pertengahan pekan lalu Beijing dikatakan menolak permintaan Gedung Putih untuk perlindungan kekayaan intelektual dan mengekang transfer teknologi  dengan mekanisme penegakan hukum. Keinginan penegakan hokum terhadap pelanggaran kekayaan intelektual masih menjadi kendala kedua Negara. Presiden AS Donald Trump juga menyatakan bahwa AS belum menyetujui desakan China untuk menghapus tarif impor.

Baca Juga: Asing banyak keluar, perbaikan CAD diharapkan jadi katalis positif pasar pekan depan

"Terkait perang dagang, semua bisa berubah dengan sangat cepat dari optimis menjadi kekawatiran di pasar. Sudah sering pelaku pasar di kecewakan kegagalan perundingan kedua Negara biarpun sebelumnya berita positif tentang perundingan dagang," paparnya.

Selain itu, pasar juga akan kembali memperhatikan penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump, dengan audiensi televisi pertama yang menghubungkan pemimpin AS itu secara langsung dengan upaya untuk menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap saingan politik domestiknya. Ketua DPR AS, Nancy Pelosi , mengatakan Trump telah mengakui suap dalam skandal Ukraina dan menuduhnya melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada pemakzulan di bawah Konstitusi AS.

Baca Juga: Surplus neraca dagang akan jadi penguat IHSG pada pekan depan

"Rencana pemkzulan presiden Trump akan menjadi sentimen negatif bagi pasar, karena akan menimbulkan ketidak pastian di Negara AS," tambahnya.

Adapun sentimen yang ketiga adalah harapan penurunan bunga pada akhir tahun memudar setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan kemungkinan penghentian penurunan suku bunga AS dalam kesaksian selama dua hari di hadapan Kongres AS. Jerome Powell kembali menegaskan bahwa gambaran pertumbuhan ekonomi AS terlihat berkelanjutan  sehingga jalur penurunan suku bunga tidak akan berubah selama ekonomi terus bertumbuh.

Baca Juga: Asing lepas saham hingga Rp 1,28 triliun dalam sepekan, sentimen global jadi penyebab

Dampak penuh dari penurunan suku bunga beberapa periode terakhir belum terasa mempengaruhi perekonomian. Beberapa data ekonomi yang baik membuat peluang penurunan bunga dalam waktu dekat menjadi sangat kecil. Data CPI AS lebih baik dari perkiraan karena harga konsumen untuk periode Oktober naik 0,4%, melebihi ekspektasi. Data klaim pengangguran mingguan AS pekan lalu 225.000, tertinggi sejak Juni.

Sebelumnya, Trump kembali menyerang Federal Reserve dengan mengeluhkan bahwa suku bunga AS lebih tinggi daripada negara maju lainnya. "Kita tidak mungkin berharapa ada penurunan bunga The Fed dalam waktu dekat menyusul baiknya data ekonomi AS," jelasnya.

Baca Juga: Asing jual kepemilikan saham hingga Rp 1,28 triliun dalam sepekan, ini kata analis

Pidato Trump yang mengkritik kebijakan perdagangan Uni Eropa. Washington memberi batas waktu hingga 14 November untuk memutuskan menaikkan atau tidak menaikkan tarif terhadap pabrikan otomotif Eropa dan Jepang. Ada harapan bahwa AS akan menunda keputusan penerapan tarif tambahan terhadap impor kendaraan dari Uni Eropa hingga enam bulan. Perang dagang bisa melebar ke Uni Eropa dan Jepang setelah AS hampir menemukan kesepakatan dengan China.

Dengan beragam sentimen eksternal tersebut, Hans meramal, pekan ini IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.090 sampai 5.988 dan resistance di level 6.183 sampai 6.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×