Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam satu pekan, asing tercatat melakukan aksi jual di pasar saham reguler hingga Rp 1,28 triliun.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat melihat aksi asing menjual kepemilikannya di bursa saham tersebut didorong oleh beberapa sentimen negatif soal kasus gagal bayar yang menimpa Jiwasraya, Bumiputera dan kasus perusahaan Benny Tjokrosaputro.
Baca Juga: 2024, Hary Tanoe targetkan konten dan iklan digital sumbang 50% ke pendapatan MNC
"Jadi semacam ada pertanyaan dari investor luar, kok ada masalah dari oknum-oknum. Bahkan asuransi yang seharusnya kredibel, dana kelolaan besar, malah begitu. Bisa menurunkan tingkat kepercayaan," jelas Teguh saat dihubungi Kontan, Jumat (15/11).
Sementara itu, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) asing telah melakukan aksi jual mencapai Rp 22,39 triliun. Teguh mengatakan hal ini didorong oleh kondisi dalam negeri yang tidak stabil dalam beberapa waktu kemarin mulai dari awal tahun Pemilu hingga demonstrasi mahasiswa.
Namun, Teguh melihat saat ini kondisi sudah stabil sehingga bisa menjadi katalis positif bagi asing untuk masuk lagi ke dalam negeri.
Teguh kembali menjelaskan, aksi asing dalam sepekan yang cukup banyak menjual kepemilikannya tersebut hanya sentimen sementara, mengingat kondisi dalam negeri sudah stabil. Sehingga, akhir tahun nanti Teguh memproyeksikan aksi jual asing akan membaik alias turun.
Baca Juga: Ingin jadi trader saham? Perhatikan lima hal ini dulu
Lebih lanjut, dalam sepekan saham yang paling banyak dilepas oleh asing adalah BBRI (anggota indeks Kompas100) mencapai Rp 359,6 miliar, ASII (anggota indeks Kompas100) mencapai Rp 256,9 miliar dan TLKM (anggota indeks Kompas100) mencapai Rp 248 miliar.
Lalu ada UNVR (anggota indeks Kompas100) mencapai Rp 117,1 miliar, dan BBNI (anggota indeks Kompas100) mencapai Rp 73,1 miliar.
Teguh mengatakan hal tersebut lumrah, lantaran asing memang lebih banyak meletakkan dana di saham bluechips. Sehingga, apabila asing banyak melepas kepemilikannya, maka saham tersebut yang paling terdampak. "Tidak ada masalah di emitennya," jelas dia.
Baca Juga: Efek neraca dagang surplus, IHSG diprediksi menguat Senin (18/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News