Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen bearish pasar obligasi global kembali berlanjut pada Rabu (17/1) malam. Hal ini dipicu oleh rilis data penjualan retail Amerika Serikat (AS) di bulan Desember 2023 yang naik melebihi konsensus.
Penjualan retail AS Desember 2023 tercatat naik 0,6% MoM atau 5,6% yoy. Angka ini lebih tinggi dari November 2023 yang sebesar 0,3% MoM atau 4% yoy dan prediksi konsensus 0,4% MoM.
Selain itu, peningkatan inflasi headline CPI di Eurozone meningkat pada bulan Desember menjadi 2,9% yoy, lebih tinggi dari November 2023 sebesar 2,4% yoy dan konsensus 2,9% yoy. Hal tersebut juga terjadi di United Kingdom yang mencatatkan kenaikan inflasi headline CPI menjadi 4% yoy, dari November 2023 sebesar 3,9% yoy dan konsensus 3,8% yoy.
Baca Juga: Dolar AS Tak Terbendung, Ini Penyebabnya
Akibatnya, yield US Treasury tenor 10 tahun dan Bund naik masing-masing 4 bps dan 6 bps menjadi 4,1% dan 2,32%. Indeks obligasi S&P untuk developed market maupun EMBI untuk emerging market melemah 0,3% dan 0,5%.
"Menurut kami, kenaikan yield INDOGB tenor 10 tahun dan INDON berpeluang berlanjut hari ini dengan rentang target 6,75%-6,85% dan 5,15%-5,25%," kata Fixed Income & Macro Strategist PT Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi dalam risetnya, Kamis (18/1).
Yield kedua instrumen tersebut meningkat masing-masing 4 bps dan 8 bps menjadi 6,71% dan 5,15% sesuai dengan prediksi. Akan tetapi, rupiah berpeluang bergerak stabil dalam rentang Rp 15.600-Rp 15.100 per USD karena pergerakan sideways indeks dolar tadi malam.
Lionel menyarankan investor untuk waspada terhadap potensi yield US Treasury tenor 10 tahun berlanjut naik dari level support saat ini di 4,09%-4,1% ke level support berikutnya di 4,24%-4,25% bila sentimen bearish di pasar global berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News