kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   0,00   0,00%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Kinerja Astra (ASII) Didukung Portofolio Bisnis yang Luas, Cek Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 28 Agustus 2025 / 06:30 WIB
Kinerja Astra (ASII) Didukung Portofolio Bisnis yang Luas, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Performa PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan tetap solid hingga akhir 2025. Begini rekomendasi sahamnya dari para analis.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan tetap solid hingga akhir 2025. Ini tak lepas dari portofolio bisnis yang terdiversifikasi.

Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk Rudy mengatakan Astra tetap memprioritaskan tujuh lini bisnis inti yang ada saat ini. Yakni, otomotif dan mobilitas, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi & energi, agribisnis, infrastruktur, teknologi informasi dan properti.

Di samping itu, Astra tetap menjaga keseimbangan strategi jangka pendek, menengah dan panjang dengan fokus pada tiga area utama, yakni infrastruktur, kesehatan, dan mineral. Ia mencontohkan, dalam beberapa tahun terakhir Astra telah melakukan akuisisi relevan di ketiga sektor tersebut. 

Di mineral, Astra masuk ke bisnis emas dan nikel. Lalu sektor kesehatan, Astra memperluas portofolio melalui PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), rumah sakit jantung Heartology Cardiovascular Hospital, serta memperkuat kepemilikan di Halodoc. 

Baca Juga: MSCI Lakukan Rebalancing, Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli?

Kemudian pada sektor infrastruktur, ASII melalui entitas usahanya, PT Saka Industrial Arjaya mencaplok 83,67% saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP).

Rudy menerangkan, ASII masih membuka peluang berinvestasi di sektor-sektor potensial. Pertimbangannya antara lain prospek sektor lainnya yang dinilai menjanjikan. Serta adanya peluang sinergi atau kolaborasi dengan lini bisnis Astra yang sudah berjalan saat ini.

"Tidak menutup juga ke depannya kami investasi pada bidang yang berpotensi," ucap Rudy saat paparan publik, Rabu (27/8).

Sepanjang semester I-2025, ASII tercatat telah menggelontorkan dana untuk investasi senilai Rp 3,3 triliun. Investasi tersebut terutama dialokasikan untuk pengembangan aset gudang logistik modern dan sektor kesehatan.

"Rasanya masih ada beberapa proyek dalam pipeline kami saat ini yang akan kami realisasikan di semester II-2025," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro berharap kinerja Astra untuk sisa tahun 2025 bisa bertahan seperti kinerja di semester I-2025.

"Kami optimistis dengan portofolio Astra yang terdiversifikasi," ujar Djony.

Untuk kinerja di tahun 2026, Djony belum bisa membeberkan proyeksi secara kuantitatif. Namun, ia berharap kondisi perekonomian global dan domestik akan membaik.

"Daya beli terutama kelas menengah akan membaik, sehingga kita harapkan bahwa terjadi pemulihan misalnya di pasar mobil nasional itu mulai membaik," kata Djony.

Kinerja Solid

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer memproyeksikan kinerja ASII pada akhir tahun 2025 masih cukup solid. Meski pasar otomotif domestik sendiri belum sepenuhnya pulih, tapi diversifikasi bisnis ASII ke sektor energi terbarukan, infrastruktur, dan digital memberikan bantalan penting ketika penjualan otomotif melemah. 

Selain itu, momentum pemangkasan suku bunga Bank Indonesia juga bisa mendorong pembiayaan kendaraan bermotor, meskipun efeknya mungkin lebih terasa pada awal tahun 2026 nanti. 

"Jadi, secara keseluruhan kami kira ASII masih mampu menjaga pertumbuhan moderat berkat portofolio bisnis yang luas," kata Miftahul kepada Kontan, Rabu (27/8).

Miftahul menambahkan, pendorong kinerja ASII pada sisa tahun 2025 bisa berasal dari kontribusi segmen alat berat dan pertambangan yang masih solid seiring harga komoditas yang relatif stabil. Selain itu, ada peluang rebound penjualan otomotif setelah gelaran GIIAS 2025.

Meski demikian, tekanan tetap datang dari pelemahan daya beli konsumen serta ketatnya persaingan harga di pasar otomotif domestik.

Secara terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menilai segmen otomotif ASII masih menghadapi tekanan dan kemungkinan baru akan pulih pada 2026. 

Namun, kinerja ASII masih terbantu oleh bisnis AUTO, sementara AALI dan UNTR juga tetap solid. 

"Secara keseluruhan, kinerja ASII masih ada pertumbuhan secara tahunan, sekitar mid single digit," jelas Wafi kepada Kontan.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan ASII masih cenderung downtrend dan didominasi oleh tekanan jual. 

"Dari sisi pergerakan MACD, sudah mulai melandai dan rawan terkoreksi demikian pula Stochastic yang sudah terkoreksi ke area netral," tutur Herditya kepada Kontan, Rabu (27/8).

Rekomendasi Saham

Herditya melihat level support ASII saat ini di posisi Rp 5.250 dan resistance Rp 5.750. Ia menyarankan buy on weakness saham ASII di target harga Rp 5.875-Rp 6.000 per saham.

Sementara, Miftahul merekomendasikan hold untuk saham ASII, setelah target sebelumnya di level Rp 5.250 tercapai. Adapun target selanjutnya dipatok di level Rp 5.800 per saham.

Adapun Wafi membagikan rekomendasi buy saham ASII di target harga Rp 7.000 per saham.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat, Simak Rekomendasi Teknikal DSSA, PGAS, dan MAPI, Kamis (28/8)

Selanjutnya: Promo Richeese Factory Combo Hot Deal, 1 Ekor Flying Chicken Whole Harga Spesial

Menarik Dibaca: Promo Richeese Factory Combo Hot Deal, 1 Ekor Flying Chicken Whole Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×