Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Turunnya harga komoditas masih menghantui penjualan batubara PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). Pada medio pertama tahun 2015, perseroan telah menjual 9,03 juta ton batubara. Jumlah itu naik tipis 2% jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu.
Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, realisasi penjualan batubara sampai saat ini masih sejalan dengan target. Hingga akhir tahun 2014, PTBA menargetkan bisa menjual 24 juta ton batubara, atau naik 33% dari volume penjualan tahun lalu yang sebesar 17,96 juta ton.
"Di tengah tekanan harga jual, perseroan tetap melakukan pengembangan pasar di beberapa negara," ujar Joko kepada KONTAN, belum lama ini. Beberapa pasar yang menjadi incaran penjualan PTBA sepanjang tahun ini adalah Jepang, Filipina, Srilanka, India, Pakistan, Bangladesh dan Malaysia.
Untuk mendukung tambahan penetrasi pasar, perseroan sudah menambah kapasitas pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung menjadi 25 juta ton per tahun. Kapasitas sandar kapal pun telah bertambah menjadi 210.000 DWT.
Joko mengatakan, sebelumnya Pelabuhan Tarahan hanya memiliki satu dermaga dengan kapasitas sandar 80.000 DWT dan satu dermaga tongkang dengan kapasitas 100.000 DWT. Namun saat ini, perseroan memiliki tiga dermaga yang beroperasi bersamaan.
Bertambahnya kapasitas pelabuhan ini bakal membuat kinerja PTBA makin efisien. Soalnya, PTBA juga menambah fasilitas alat muat ke kapal dengan kapasitas 6.000 ton per jam. Sehingga, kapal dengan ukuran 210.000 DWT bisa terisi penuh salam waktu kurang dari tiga hari.
Penambahan kapasitas sandar kapal ini meningkatkan daya kompetitif penjualan batubara PTBA ke pasar domestik maupun produsen utama dari Australia.
Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan fasilitas pembongkaran batubara dari gerbong kereta api sebanyak dua unit. Sehingga kini bisa melayani pembongkaran batubara untuk empat rangkaian kereta api batubara sekaligus. "Sehingga penjualan pun lebih kompetitif," ujarnya.
Belum lama ini, PTBA mengakuisisi dua perusahaan batubara untuk menambah cadangan batubara. Akuisisi itu dilakukan melalui anak usaha PTBA, PT Internasional Prima Coal (IPC). Perseroan mengakuisisi PT Tabalog Prima Resources (TPR) di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dan PT Mitra Hasrat Bersama (MHB) di Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Keduanya beroperasi secara terintegrasi.
Nilai akuisisi kedua perusahaan itu mencapai Rp 36 juta. Dari jumlah itu, PTBA sudah melakukan transaksi tahap awal sebesar US$ 12,3 juta atau 34,7% dari total transaksi. TPR memiliki sumber daya batubara sebanyak 292 juta ton dan cadangan batubara sebesar 109 juta ton dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi dan Produksi seluas 3.145 hektare (ha).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News