Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Harga batubara menguat di tengah lesunya harga komoditas global. Meski begitu, analis menduga penguatan ini tidak akan bertahan lama.
Mengutip Bloomberg, Jumat (24/7) harga batubara kontrak pengiriman Agustus 2015 di bursa ICE Commodity Exchange naik 0,25% ke level US$ 59,50 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini sudah melesat 0,50% dalam sepekan terakhir.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka mengatakan rencana negara-negara di dunia untuk alih energi ramah lingkungan terbentur dengan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. Ditengah gejolak ekonomi yang melanda global, upaya ini pun semakin sulit dilakukan.
“Untuk alih pemanfaatan ke energi ramah lingkungan itu tidak bisa dalam waktu cepat, 3 tahun mendatang baru terasa perubahannya,” kata Ibrahim. Selama ini yang menekan harga batubara hanyalah kekhawatiran pasar akan rencana-rencana tersebut.
Walaupun memang tercatat impor batubara China sepanjang semester satu 2015 ini tergerus 38% menjadi 76 juta ton. Serta pengiriman batubara dari Indonesia semester satu turun 49% menjadi 14 juta ton dan Australia ambruk 25% menjadi 34 juta ton.
Namun menurut Ibrahim, permintaan dari China turun karena memang China sedang bergelut dengan krisis yang tidak berujung. Sebagai konsumen utama, turunnya permintaan China jelas menyedot pengiriman batubara Indonesia dan Australia.
“Bukan tidak menggunakan batubara, hanya saja untuk kembali menggenjot perekonomian dalam negerinya kebutuhan dipenuhi dari dalam,” kata Ibrahim.
Oleh karena itu, harga masih mampu bertahan. Walaupun memang ditambahkan oleh Ibrahim, keadaan di pasar global sedang sulit. Persaingan harga batubara dengan gas alam ketat. Harga gas alam tergolong lebih murah dengan pemanfaatan yang serupa.
Selain itu, “harga minyak mentah terus terperosok, harga batubara pelan tapi pasti akan ikut terseret,” papar Ibrahim. Untuk itu Ibrahim menduga Senin (27/7) harga batubara akan kembali tergelincir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News