Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Yudho Winarto
Restrukturisasi Utang Masih Jadi Kunci
Beberapa BUMN Karya saat ini masih menjalani proses restrukturisasi utang. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah merestrukturisasi obligasi non-penjaminan senilai Rp 3,4 triliun dari total Rp 4,7 triliun.
Perseroan masih menyisakan sekitar Rp 1,3 triliun obligasi yang belum direstrukturisasi dan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada Juli 2025 untuk menyelesaikannya secara menyeluruh.
Baca Juga: Nilai Kontrak Baru Emiten BUMN Karya Turun, Simak Rekomendasi Sahamnya
Sukarno menilai bahwa restrukturisasi ini memang berhasil menurunkan liabilitas perusahaan di kuartal I-2025 dan menjadi “obat jangka pendek”, tetapi belum sepenuhnya memperbaiki fundamental keuangan emiten.
Tekanan pembiayaan diperkirakan masih akan terjadi di semester II seiring dengan ketatnya likuiditas dan belum pulihnya arus kas.
Indy juga menyatakan bahwa restrukturisasi utang memberi dampak positif terhadap arus kas dan biaya keuangan.
Namun, ia mengingatkan bahwa tekanan likuiditas belum sepenuhnya mereda, terutama jika suku bunga tetap tinggi. Risiko geopolitik dan terbatasnya arus kas operasional masih membayangi sektor ini.
Senada, Ekky menyebut bahwa restrukturisasi utang merupakan katalis penting dalam menekan beban bunga dan memperbaiki arus kas jangka menengah, meskipun prosesnya belum seluruhnya rampung.
Rekomendasi Saham Masih Selektif
Dari sisi saham, para analis masih memberikan pandangan yang cenderung selektif terhadap emiten-emiten BUMN Karya.
Sukarno merekomendasikan hold untuk saham ADHI dan PTPP. Ia menargetkan harga saham ADHI di kisaran Rp 286 – Rp 300, dengan support pada level Rp 252 dan Rp 246.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten BUMN Karya di Tengah Upaya Bayar Utang
“Untuk PTPP, target harga berada di kisaran Rp 470 – Rp 500 dengan support di level Rp 436 dan Rp 424. Belum ada sinyal beli yang kuat untuk saat ini, sehingga investor disarankan untuk wait and see,” katanya.
Sementara itu, Indy merekomendasikan trading buy untuk saham ADHI dengan target harga Rp 300.
Menurutnya, peluang saham sektor konstruksi masih terbuka, terutama jika proyek strategis nasional (PSN) dan pembentukan holding BUMN Danantara berjalan sesuai rencana.
Ekky juga memberikan rekomendasi positif terhadap saham induk usaha seperti PTPP dan ADHI.
Ia menilai, saham anak usaha cenderung memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi dan tingkat free float yang rendah, sehingga kurang ideal untuk investor ritel.
“Jika tren penguatan bertahan, saham PTPP berpotensi menuju kisaran Rp 500 – Rp 580, dan ADHI bisa menuju level Rp 300 – Rp 350,” pungkas Ekky.
Selanjutnya: Cek Masa Berlaku! Perpanjang SIM Mudah Di SIM Keliling Depok & Tangsel Hari Ini 17/6
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News