kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Sektor Infrastruktur Masih Tertekan, Simak Prospek dan Rekomendasi Analis


Kamis, 03 Juli 2025 / 22:09 WIB
Sektor Infrastruktur Masih Tertekan, Simak Prospek dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Investor ritel memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada ponselnya di Jakarta, Senin (30/6/2025). Data Bursa Efek Indonesia (BEI) catat IDX Infrastruktur masih turun 4,05% sejak awal tahun alias year to date (YTD), cek rekomendasi analis.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor infrastruktur diprediksi masih akan menghadapi tantangan berat pada semester II 2025.

Melihat data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX Infrastruktur masih turun 4,05% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Kinerja IDX Infrastruktur itu lebih buruk dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak awal tahun, IHSG turun 2,85% YTD.

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, penurunan IDX Infra disebabkan penurunan subsektor telekomunikasi yang masih turun cukup dalam sejak awal tahun.

Baca Juga: Sektor Infrastruktur Masih Lemas, Begini Prospek dan Rekomendasi Sahamnya

Misalnya, PT Indosat Tbk (ISAT) yang punya bobot 8% terhadap indeks, sahamnya turun 14,52% YTD. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang berbobot 9,9% ke indeks, sahamnya turun 16,03% YTD. 

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang berbobot 7,2% terhadap indeks, sahamnya turun 17,05% YTD. Lalu, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) yang sahamnya turun 4% YTD.

 

“Tekanan terjadi akibat kekhawatiran pasar atas pertumbuhan data yang mulai melambat, persaingan tarif, dan efisiensi anggaran belanja (capex) yang belum optimal,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (3/7).

Selanjutnya, diikuti subsektor transportasi. Misalnya, seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang berbobot 7,3% terhadap indeks, sahamnya turun 18,01% YTD dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang berbobot 1,4% terhadap indeks, sahamnya turun 8,74% YTD. 

Baca Juga: Bakal Bagi Dividen Rp 50 per Saham, Begini Rekomendasi Saham Gajah Tunggal (GJTL)

“Penurunan JSMR bisa jadi oleh respons negatif pasar terhadap kebijakan diskon tarif tol, terutama saat periode mudik Lebaran dan libur panjang,” ungkapnya.

Kemudian, subsektor utilities juga turun, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang berbobot 8,4%, sahamnya turun 37% YTD, akibat koreksi valuasi dari level premium. 

“Ada tekanan sentimen terhadap saham-saham energi terbarukan yang sudah rally signifikan sebelumnya,” katanya.

Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham

Sukarno melihat, prospek IDX Infra di semester II masih berpeluang membaik seiring masih banyak saham-saham yang masih berkinerja negatif dan memiliki valuasi yang relatif sangat murah. 

“Jika melihat saham dengan total 30% dari bobot IDX Infra, mereka memiliki relatif valuasi price to earning ratio (PER) kurang dari 15x, price to book value (PBV) kurang dari 2x, dan EV/EBITDA kurang dari 10x,” paparnya.

Baca Juga: Kinerja Ekspor Batubara RI Melemah, Bagaimana Nasib Emiten Batubara?

Saat ini, dilihat Sukarno bisa menjadi momentum yang tepat untuk masuk ke saham JSMR, karena sudah turun cukup dalam dan adjust di market atas respons diskon harga sahamnya yang sudah selesai. 

“Jika kenaikan tarif beberapa ruas jalan tol yang sudah direncanakan sebelumnya terealisasi, bisa jadi sentimen positif untuk JSMR ke depan,” katanya.  

Selain itu, saham TOWR berpotensi naik juga, karena rencana aksi right issue yang membuat struktur modal menjadi lebih baik dan rasio utang sedikit membaik.

“Tapi ada tekanan untuk harga saham emiten yang sudah naik tinggi. Rotasi portofolio juga bisa terjadi, sehingga membuat tekanan pada indeks,” ungkapnya.

Sukarno pun merekomendasikan beli untuk JSMR, MTEL, TLKM, dan HGII dengan target harga masing-masing Rp 5.500 per saham, Rp 690 per saham, Rp 3.200 per saham, dan Rp 222 per saham.

Baca Juga: Yupi Indo Jelly Gum (YUPI) Tebar Dividen Jumbo, Berikut Catatan Analis

Direktur BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo mengatakan, sektor infrastruktur masih belum baik di semester II. Salah satu pemberatnya adalah anggaran pemerintah yang dipotong untuk proyek pembangunan infrastruktur, karena dananya dialokasikan untuk program lain, termasuk makan bergizi gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih.

“Suku bunga juga mungkin belum serendah yang pernah kita alami dulu. (Sektor infrastruktur) mungkin belum bagus untuk tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/7).

Head of Equity Research Division BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan menambahkan, subsektor telekomunikasi akan jadi sektor yang prospektif di semester II sekaligus menopang kinerja IDX Infra.

Perbaikan subsektor telekomunikasi didukung oleh potensi perbaikan harga produk (paket data internet) setelah adanya perang harga produk di semester II 2024 hingga kuartal II 2025.

Baca Juga: Dividen Yield Yupi Indo Jelly Gum (YUPI) Capai 8%, Cermati Rekomendasi Analis

“Valuasi sektor masih mencerminkan diskon yang menarik pada sekitar 4x EV/EBITDA dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih 3% pada tahun 2025 dan diharapkan membaik ke 6,7% di tahun 2026,” ujarnya saat ditemui, Kamis (3/7).

Erindra pun merekomendasikan beli untuk ISAT dengan target harga Rp 2.600 per saham. Alasannya, didukung oleh prospek pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan peers dengan adanya efisiensi.

Rekomendasi beli juga disematkan Erindra untuk TLKM dan EXCL dengan target harga masing-masing Rp 3.500 per saham dan Rp 2.800 per saham.

Selanjutnya: Ini Alasan Sektor Manufaktur Perlu Bangun Keamanan Siber dengan AI

Menarik Dibaca: Ini Alasan Sektor Manufaktur Perlu Bangun Keamanan Siber dengan AI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×