Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Seperti, ASII kinerja semesteran mengalami penurunan seiring penurunan penjualan kendaraan dan alat berat. BUKA yang top line-nya tumbuh, tetapi bottom line turun karena biaya operasional yang tinggi.
Namun penurunan harga sahamnya membuat valuasi sejumlah emiten blue chip itu sudah tergolong murah. Head of Research Mega Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai TLKM dan ASII sudah sangat murah.
Cheril bilang keduanya berada di bawah minus dua standar deviasi Price Earning (PE) lima tahun terakhir. Meski begitu, saham pilihan dia jatuh pada ASII dan BBRI karena hanya terimbas sentimen negatif jangka pendek.
Baca Juga: Asing Banyak Menjual Saham-Saham Ini Saat IHSG Menguat pada Jumat (16/8)
"ASII karena persaingan yang sengit dengan kendaraan listrik yang ekonomis dan penurunan daya beli. Sedangkan BBRI tertekan suku bunga tinggi karena portofolio-nya dominan UMKM," jelasnya.
Dalam hitungan Cheril, target harga ASII ada di Rp 5.600 dan batas stop loss di Rp 4.500. Kemudian target harga BBRI di level Rp 6.000 per saham, dengan batas stop loss Rp 4.500.
Sementara, Sukarno bilang TLKM, BBRI, ASII, SMGR secara valuasi tergolong murah dilihat dari rata-rata. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold atau beli BBRI dengan target harga Rp 5.700, TLKM di Rp 3.500, ASII Rp 5.400 dan SMGR Rp 4.750.
Baca Juga: Asing Net Buy Jumbo pada Perdagangan Akhir Pekan, Cek Saham yang Banyak Dikoleksi
Adapun saham pilihan Reza jatuh pada BBRI dengan target harga Rp 5.650, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dengan target Rp 9.300, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di Rp 1.350 dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rp 4.530.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News