Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik 5,65% sejak awal tahun hingga Jumat (22/12). Tetapi, ada saham-saham yang mencatat kenaikan ribuan hingga ratusan persen pada periode yang sama.
Saham-saham lapis bawah, atau biasa disebut saham second and third liner mendominasi daftar saham yang masuk jajaran kenaikan tertinggi alias top gainers sepanjang tahun ini.
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menilai, biasanya saham-saham lapis bawah bisa mencatatkan kenaikan yang signifikan karena adanya sentimen aksi korporasi (corporate action) terutama karena adanya merger dan akuisisi. Bisa juga, kenaikan harga saham yang signifikan disebabkan kinerja yang fantastis di luar kebiasaan dengan pertumbuhan yang mungkin bisa lebih dari dua kali lipat dari periode sebelumnya.
Menurut Agung, investor biasanya mulai berani mengambil posisi di saham-saham lapis bawah pada saat kondisi perekonomian, sentimen pasar, dan risk appetite (penerimaan akan risiko) investor cenderung terkonfirmasi membaik.
Meski demikian, Agung menilai saham-saham yang sudah tidak mencerminkan fundamental perusahaan atau bahkan dengan valuasi yang sudah tidak masuk akal seperti saham KAYU, PANI, ataupun SGER, belum bisa menjadi alternatif pilihan investasi tahun depan.
Baca Juga: Berkebalikan, Dua Saham Grup Barito ini Jadi Top Loser dan Top Gainer LQ45
Berikut 10 top gainers IHSG sejak awal tahun menurut data Bloomberg:
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) 6.002,17%
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) 862,20%
- PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) 560%
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) 403,16%
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) 290,86%
- PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) 263,64%
- PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) 263,22%
- PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) 239,81%
- PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) 238,99%
- PT Hatten Bali Tbk (WINE) 220,44%
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus ke Level 7.700 Tahun Depan
Sebagai gambaran, saat ini sejumlah saham top gainers diperdagangkan dengan valuasi yang premium. KAYU misalnya, diperdagangkan dengan price to earnings (P/E) ratio 253,34 kali sedangkan PANI diperdagangkan dengan PE ratio 220,80 kali.
“Namun investor bisa mencari saham-saham lapis bawah sebagai alternatif pilihan investasi jika fundamental perusahaan dan governance juga baik, dan tergolong undervalue,” kata Agung kepada Kontan.co.id, Jumat (22/12).
Saham-saham lapis bawah yang menurut Agung masih menarik untuk dicermati antara lain PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK), dengan bisnis turunan dari sektor Kesehatan. Kemudian, saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebagai salah satu bank digital, dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) sebagai salah satu pemain di sektor logistik.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,65% Dalam Sepekan, Intip Review di Pekan Ini
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan ada beberapa saham lapis bawah yang masih berpeluang menguat secara teknikal, di antaranya UNIQ, PANI, dan MAPA. Dia merekomendasikan trading buy untuk saham-saham ini.
Sudah menjadi rahasia umum di pasar modal bahwa saham-saham lapis bawah rentan digoreng oleh spekulan. Untuk menghindari terjebak di saham gorengan, Agung berpesan agar investor melakukan analisis yang mendalam terlebih dahulu sebelum memulai berinvestasi di saham lapis bawah.
“Dan yang tidak kalah penting adalah pada saat mulai berinvestasi terapkan disiplin dengan menentukan stop-loss,” sambung dia. Agung juga menekankan pentingnya berinvestasi pada saham yang model bisnisnya dipahami investor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News