kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham gocap ini mulai bangun dari tidur


Kamis, 12 April 2018 / 22:34 WIB
Saham gocap ini mulai bangun dari tidur
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

Bertoni menyatakan mayoritas saham gocap telah lama listing di BEI. Bahkan lebih dari 10 tahun terakhir. Sebelum menyentuh level terendah, saham gocap pernah mencatatkan saham level tertinggi. Misalnya saja BUMI yang pernah berada pada level 8.300 pada tahun 2008.

Pun demikian halnya dengan TRIL yang pernah berada di level tertinggi pada 1.490 pada 2008. SRSN tertinggi 540 pada 2007. Aksi jual atau profit taking dari pemegang saham yang terus-menerus hingga akhirnya saham tersebut masuk dalam emiten gocap.

Profit taking terjadi seiring kinerja keuangannya semakin memburuk. Adanya kekhawatiran yang berlebihan juga mendorong investor untuk realisasi jual.

Selain itu, manajemen perseroan yang salah mengambil tindakan juga berdampak negatif untuk perusahaan dan tidak ada perbaikan kinerja emiten. Seiring berjalannya waktu manajemen emiten bisa kembali optimistis, sehingga melakukan ekspansi dengan melakukan aksi korporasi.

“Beberapa emiten yang berhasil keluar dari gocap biasanya melakukan aksi korporasi seperti melakukan rights issue, reverse stock, konversi obligasi ke saham, dan dapat pinjaman dari pemegang saham,” katanya.

Saham gocap selalu memiliki risiko tinggi. Meskipun di sisi lain, bisa menghasilkan gain yang berlipat pula karena gocap merupakan harga terendah.

Menurut Rio, hanya investor spekulan yang mau membeli saham gocap dan menunggu waktu jual untuk periode yang tidak ditentuan. “Dimana berharap ada aksi korporasi dari emiten, sebaiknya hindari saham gocap jika dikabarkan dari emiten mau reverse stock,” ujarnya.

Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest menyatakan untuk masuk ke saham gocap, ada baiknya pelaku pasar memperhatikan bagaimana aksi korporasi bisa memperbaiki kinerja pada tahun mendatang.

Di antaranya seperti rencana untuk membayar utang, kemudian target tersebut tercapai dan ada kenaikan kinerja yang signifikan serta berkelanjutan. “Tapi kalau sekadar rumor tidak cocok untuk investasi,” kata Aditya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/4).




TERBARU

[X]
×