Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Secara umum, bukan hanya saham Grup Bakrie yang keluar dari zona saham gocap. Sejumlah saham lainnya juga mengalami kenaikan serupa, malah dengan jumlah yang signifikan.
Periode Februari 2016, jumlah saham gocap ada sekitar 39 saham. Sementara, saat ini jumlahnya turun drastis menjadi hanya sekitar 15 saham saja.
Contoh, saham PT Trada Maritime Tbk (TRAM) yang kembali volatile seiring dengan adanya sentimen restrukturisasi utang. Pada perdagangan kemarin, saham ini turun hampir 6% ke level Rp 238 per saham. Lalu ada saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) yang menguat sekitar 9% ke level Rp 123 per saham disusul oleh saham lainnya.
David Sutyanto, analis First Asia Capital bilang, saham-saham gocap kembali ramai diperdagangkan karena pasar merespons wacana otoritas bursa untuk menghapus batas harga Rp 50. Jadi, tidak ada pasar negosiasi di bawah level Rp 50 melainkan langsung menjadi pasar reguler.
Saham-saham tersebut memiliki historis fundamental yang kurang kuat. Jika batas Rp 50 dibuka, tentu ada potensi saham tersebut langsung anjlok bahkan bisa ke Rp 0.
Untuk mengantisipasi saham yang tidak ada harganya, pasar menciptakan level harga baru atas saham yang bersangkutan. "Sehingga, jika batas itu benar dibuka maka harga sahamnya tidak langsung jatuh," tambah David.
Ini mengapa jumlah volume transaksi sepanjang awal tahun ini jauh lebih tinggi ketimbang periode yang saham tahun lalu. Volume transaksi harian rata-rata BEI mencapai 14,03 miliar saham sepanjang Januari 2017. Angka ini melonjak 254% ketimbang Januari tahun lalu yang hanya 3,96 miliar saham per hari.
Tidak ada yang salah dengan hal ini. Sehat atau tidak, sejauh ini juga belum ada literatur yang saklek menyatakan kondisi ini sehat atau tidak sehat. Setidaknya, lanjut David, situasi ini yang disukai para trader terutama yang aktif transaksi harian.
"Ini mencerminkan adanya trader yang semakin aktif," kata David.
Analis Binaartha Sekuritas menambahkan, tren ramainya saham yang keluar dari zona saham gocap juga tercipta lantaran kondisi pasar yang sudah naik kencang sepanjang tahun lalu. Akibatnya, sejumlah saham dengan kapitalisasi yang lebih besar kenaikannya sudah terbatas.
"Kesempatan memperoleh gain pada saham itu mengecil, jadi alternatifnya saham dengan kapitalisasi yang lebih kecil," pungkas Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News