Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Saham emiten Grup Bakrie masih membetot perhatian pelaku pasar. Namun, perhatian pelaku pasar kali ini bukan disebabkan kebangkitan harga saham. Sebaliknya, saham emiten Grup Bakrie justru jatuh berguguran. Sebagian saham Grup Bakrie malah balik kandang ke posisi Rp 50 per saham.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang sempat melonjak tinggi hingga menyentuh harga Rp 505 per saham pada 27 Januari lalu terus melemah. Pada perdagangan hari ini, Selasa (21/2), harga saham BUMI anjlok hingga 22,63% menjadi Rp 294 per saham. Ini merupakan penurunan saham BUMI paling dalam sepanjang tahun ini.
Dibuka di harga Rp 390 per saham, saham BUMI sempat naik ke posisi Rp 398 per saham. Namun, menjelang penutupan bursa, saham BUMI tiba-tiba anjlok tanpa ada yang mampu menahan.
Nilai perdagangan saham BUMI pada hari ini mencapai Rp 772,92 miliar dengan volume sebanyak 2,15 miliar. Investor asing membukukan beli bersih alias net buy sebesar Rp 14,02 miliar.
Nasib anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), tak jauh berbeda dengan induknya. Pada awal Februari lalu (2/2), saham BRMS sempat menyentuh posisi tertinggi sepanjang tahun ini di harga Rp 149 per saham. Setelah itu, saham BRMS terus melemah.
Pada perdagangan hari ini, saham BRMS dibuka di harga Rp 105 per saham. Sepanjang sesi perdagangan, saham BRMS sempat naik menjadi Rp 109 per saham. Namun, menjelang penutupan bursa, saham BRMS tiba-tiba anjlok hingga menyentuh harga Rp 66 per saham. Alhasil, dalam satu hari, saham BRMS anjlok hingga 34,65%.
Hingga perdagangan usai, nilai transaksi saham BRMS mencapai Rp 124,72 miliar dengan volume sebanyak 1,48 miliar. Investor asing membukukan net buy saham BRMS senilai Rp 5,14 miliar.
Saham emiten Grup Bakrie lainnya yang sempat mengalami kebangkitan kembali ke kandang. Saham PT Bakri Development Tbk (ELTY), misalnya, sejak 26 Januari lalu mulai keluar dari zona harga Rp 50 per saham alias gocap. Kurang dari sebulan, saham ELTY langsung meroket hingga menyentuh harga Rp 97 per saham pada 9 Februari lalu.
Namun, sepekan terakhir, saham ELTY ibarat kehabisan bahan bakar. Bahkan, pada perdagangan hari ini kembali terlempar ke posisi Rp 50 per saham. Dibuka di harga Rp 74 per saham, saham ELTY sempat menyentuh harga RP 75 per saham. Namun, kurang dari satu jam pasca pembukaan bursa, saham ELTY terus melorot.
Dibandingkan penutupan hari sebelumnya, saham ELTY pada hari ini anjlok hingga 31,51%. Nilai transaksi saham ELTY pada hari ini sebear Rp 415,37 miliar. Investor asing membukukan jual bersih alias net sell senilai Rp 6,24 miliar.
Nasib saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) tak lebih baik. Pada 30 Januari lalu, harga saham DEWA sempat menyentuh rekor di harga Rp 95 per saham. Meski sempat melemah, harga saham DEWA kembali menguat mencapai Rp 94 per saham pada 8 Februari lalu. Namun, penguatan harga saham DEWA tak berlangsung lama.
Setelah terus-terusan melemah, harga saham DEWA pada hari ini jatuh ke titik terdalam di harga Rp 52 per saham. Dibuka di harga Rp 73 per saham, harga saham DEWA sempat menyentuh Rp 79 per saham. Namun, pada penutupan perdagangan, harga saham DEWA tercatat turun 27,78%.
Saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) pada perdagangan hari ini juga kembali ke kandang gocap alias sebesar Rp 50 per saham. Padahal, di akhir Januari lalu, harga saham UNSP sempat menyentuh harga RP 80 per saham.
Sementara, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) sudah lebih dulu balik kandang. Pada akhir Januari lalu, harga saham ELTY menyentuh rekor tertinggi tahun ini di harga Rp 82 per saham. Namun, pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (17/2), harga saham ENRG sudah kembali ke posisi Rp 50 per saham. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham ENRG masih bertahan di posisi gocap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News