Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
Saham gocap ini memang terbilang cocok untuk trading dan target jangka pendek. Dia merekomendasikan, sebaiknya bila sudah untung pelaku pasar bisa langsung merealisasikan keuntungan.
Beberapa saham boleh jadi mencatatkan kenaikan yang signifikan dan mengalami autorejection. Namun, perlu juga dipertimbangkan sejauh mana hal tersebut bisa terjadi. “Misalnya ada perusahaan memang bagus. Ini masih belum cukup, pertimbangkan volumenya juga,” imbuhnya.
Bila memang ada perusahaan yang senantiasa memperbaiki kinerja dari waktu ke waktu, itu bisa dicermati. Untuk masuk saham ini, investor bisa masuk secara bertahap.
Diharapkan memang jangan sampai seluruh modal masuk ke dalam saham seperti ini. “Saham ini volatilitas tinggi, jadi sangat berisiko. Ikut dulu dari sisi volume, dan pantau juga laporan kinerja emiten tersebut,” imbuhnya.
Beberapa saham naik drastis, bisa jadi karena ulah market maker yang bermodal besar. Untuk itu, investor yang hanya sekadar ikut juga cenderung berisiko tinggi dan harus hati-hati. Untuk mengkritisinya, kinerja emiten tersebut bisa ditinjau dari sisi earning perusahaan. Apakah memiliki kinerja yang hijau atau masih merah.
Persoalan utang dan prospek bisnis juga perlu menjadi tinjauan. Bisa jadi sektor yang bagus, turut mengerek kinerja emiten tersebut nantinya.
Emiten yang baik akan selalu rajin meng-update capaian kinerjanya, bahkan tiap bulan. “Perhatikan juga kebijakan perusahaan seperti rights issue, maupun rencana pengurangan utang,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News