Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham perbankan masih terus terkoreksi di tengah tren bearish Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Namun sejumlah analis tetap merekomendasikan investor memanfaatkan koreksi harga ini untuk mulai mengakumulasi alias mencicil beli saham bank-bank besar.
Para analis memproyeksikan, fundamental bank-bank besar akan semakin membaik. Bahkan, perolehan laba bersih emiten bank sepanjang tahun 2022 ini diprediksi bakal mencatatkan capaian tertinggi sepanjang masa atau all time high.
Namun jangan agresif, beli secara mencicil dalam jumlah kecil terlebih dahulu. Ingat, masih ada potensi kenaikan suku bunga The Fed yang berpotensi memberikan penurunan pada harga saham.
Baca Juga: Simak Pilihan Saham Defensif untuk Hadapi Ancaman Resesi Global
Suria Darma, Direktur Samuel Sekuritas, memperkirakan, laba bersih empat bank besar kemungkinan akan mencetak kenaikan tertinggi sepanjang masa tahun ini.
Keempat saham bank itu terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
"Tren kenaikan suku bunga mungkin lebih berpengaruh bagi bank yang lebih kecil, yang umumnya lebih bergantung pada deposito ketimbang CASA (dana murah)," kata Suria kepada KONTAN, Jumat (14/10).
Walau prospek kinerjanya positif, prospek saham keempat bank tersebut diperkirakan Suria tidak akan banyak bergerak dalam jangka waktu dekat. Hal ini lantaran selera investor asing hanya pada saham bank besar.
Baca Juga: Tren Bearish IHSG Masih Akan Berlanjut?
Kenaikan bunga The Fed diperkirakan akan mencapai puncak tertinggi pada November, Desember, bahkan hingga Februari 2023. Hal tersebut, lanjut Suria, menyebabkan investor asing belum akan kembali masuk ke pasar saham domestik.
Namun, suria memperkirakan harga saham bank-bank itu akan tetap bagus dalam setahun ke depan. Saham-saham pilihannya terutama pada BBRI dan BMRI.
Founder & Chief Executive Officer Emtrade Ellen May merekomendasikan investor mulai mencicil beli saham-saham bank besar.
Menurutnya, prospek ke depan akan bagus terutama bank dengan likuditas besar. Apalagi laba bersih empat bank besar tersebut juga masih baik meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah melambat.
Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyarankan untuk mulai mencicil beli saham BBCA, BBNI, BMRI dan BBRI. Tetapi ia mengingatkan agar pembelian jangan dalam jumlah besar karena masih potensi untuk terkoreksi lagi.
"Kalau melihat IHSG yang sudah koreksi menyentuh level Rp 6.800, ini sudah saatnya melakukan cicil beli tetapi tidak dalam jumlah yang banyak, perlahan-lahan dulu," ujarnya.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound pada Senin (17/10), Intip Rekomendasi Saham Pilihan
Secara fundamental, Nico melihat prospek bisnis bank-bank besar masih berpotensi ciamik hingga tahun depan. Hal itu karena bank besar itu sudah punya pangsa pasarnya masing-masing, pengelolaan tingkat resiko yang memadai, dan pertumbuhan kreditnya semakin meningkat.
Walaupun kinerja keuangan tidak langsung seiring sejalan dengan pergerakan harga saham, namun Nico yakin bahwa harga saham tersebut cepat atau lambat akan mengikuti perkembangan fundamentalnya.
Adapun koreksi yang terjadi saat ini menurutnya suatu hal yang wajar di tengah perkembangan situasi ekonomi global.
Handiman Soetoyo, Analis Mirae Asset Sekuritas, memperkirakan kinerja empat bank besar di kuartal III akan tumbuh solid. Laba BBRI, BMRI, dan BBNI bahkan ditaksir akan melampaui proyeksi konsensus.
Baca Juga: Credit Suisse Diprediksi Kekurangan Modal Setara US$ 8 Miliar pada 2024
Ia memprediksi laba bersih BBCA mencapai Rp 28,7 triliun dan marginnya ditaksir akan mulai meningkat karena punya loan to deposit ratio (LDR) rendah.
Ia menargetkan laba BRRI mencapai Rp 39,9 triliun, terdorong kehadiran usaha PNM dan Pegadaian. Sedangkan laba BMRI, lanjut Handiman, akan mencapai Rp 30,2 triliun akibat ekspansi kredit dan BBNI meraup Rp 13,3 triliun.
Mirae Asset Sekuritas yakin, alokasi dana pencadangan kuat dapat membantu bank-bank besar itu menjaga cost of credit (CoC) tetap stabil ke depan. Oleh karena itu, Handiman mempertahankan rating Overweight di sektor perbankan dengan BBRI, BMRI dan BBCA sebagai pilihan utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News