kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Saham ASII jadi penggerus IHSG, kenapa?


Senin, 16 Desember 2013 / 19:44 WIB
Saham ASII jadi penggerus IHSG, kenapa?
ILUSTRASI. BNI membukukan kinerja dan ekspansi yang solid pada kuartal kedua tahun ini. KONTAN/Baihaki/1/3/2022


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 190,73 poin atau melemah 4,42%.

Mengutip data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), dari penurunan sebesar 190,73 poin itu, sebesar 67,3 poinnya digerus oleh saham PT Astra International Tbk (ASII).

Harga saham ASII sendiri saat ini ada di level Rp 6.100 per saham. Artinya, secara year to date saham ASII sudah turun 19,7%.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, saham ASII menjadi penggerus lantaran saham ASII termasuk sebagai saham big cap. Jika ada sentimen positif, tujuan pertama investor adalah membeli saham big cap.

"Begitu pula sebaliknya. Kondisi yang banyak sentimen negatifnya seperti saat ini membuat investor membuang saham big cap dan memilih saham-saham second liner," tutur Reza, (16/12).

Meski secara tidak langsung, tapi saham ASII tetap terkena sentimen negatif kondisi makro belakangan ini.

Soal BI rate, saham ASII juga menjadi korban lantaran konsumen mengerem pembelian mobilnya secara kredit. Belum lagi adanya beberapa peraturan yang mengatur down payment (DP) baik untuk sektor properti maupun otomotif.

Sentimen negatif kedua adalah soal pelemahan rupiah. Pelemahan kurs rupiah atas dolar AS akan membuat biaya impor bahan baku naik. ASII memang merakit produk mobilnya di Indonesia. "Tapi, masih ada suku cadang yang tetap harus diimpor dari luar negeri," pungkas Reza.

Pada kesempatan sebelumnya, Peter P. Sutedja, analis CIMB Securities Indonesia juga memberikan penjelasan senada, terkait sentimen negatif yang memberatkan langkah saham ASII.

Kenaikan BI rate bisa dipastikan akan memukul permintaan di sektor otomotif yang pada akhirnya akan mengganggu fundamental ASII.

Bahkan, dia menyarankan menghindari saham ASII selama outlook industrinya belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. "Itu sebabnya, rating saham ASII saat ini adalah underperform," pungkas Peter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×