Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Akhir pekan lalu mata uang Garuda mulai kembali terbang. Di pasar spot, Jumat (2/12), valuasi rupiah terangkat 0,39% menjadi Rp 13.512 per dollar AS.
Sedang versi kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah naik 0,4% ke Rp 13.524 per dollar AS. Jadi, rupiah naik 0,34% sepekan terakhir.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual bilang, aksi 2 Desember yang berlangsung damai mengurangi kecemasan pelaku pasar. Penguatan rupiah juga disokong oleh langkah OPEC membatasi produksi minyak.
Tapi, Research & Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra memprediksi awal pekan ini rupiah akan melemah. Pasalnya, data penyerapan tenaga kerja swasta AS di November positif.
Non farm payroll AS mencapai 178.000 di November, lebih baik dari prediksi ekonom. "Kalau data non farm payroll bagus, dollar akan kembali kuat," papar Putu.
Karena itu, Putu memprediksi rupiah hari ini (5/12) bergerak di kisaran Rp 13.480-Rp 13.610 per dollar AS. Sementara David tetap optimistis tanpa banyaknya rilis data ekonomi penting, rupiah kembali perkasa dengan rentang Rp 13.450-Rp 13.550 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News