kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah pada Perdagangan Senin (30/10)


Minggu, 29 Oktober 2023 / 17:10 WIB
Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah pada Perdagangan Senin (30/10)
ILUSTRASI. Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi kembali melemah pada awal pekan depan. Faktor eksternal masih menjadi penekan pergerakan rupiah.

Akhir pekan kemarin, rupiah mencatat pelemahan 0,13% ke level  Rp 15.939 per dolar Amerika Serikat (AS). Secara mingguan, mata uang Garuda ini melemah 0,42%.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, mengatakan, pelemahan tersebut karena tingginya outflow dari dalam negeri yang memukul rupiah ke level pelemahan dalam 3,5 tahun terakhir.

"Dampak dari penguatan dolar karena membaiknya ekonomi di tengah tingginya inflasi dan suku bunga, bersamaan naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/10).

Baca Juga: Risiko Pasar Meningkat, Simak Rekomendasi Saham dari BRI Danareksa Sekuritas

Untuk pekan depan, prospek kenaikan suku bunga dan atau mempertahankan suku bunga tinggi akan tetap digaungkan The Fed, ditambah lagi supporting dari fundamental. Pekan depan penguatan dolar juga dinilai masih terbuka seiring rangkaian event penting, seperti rapat bank sentral Jepang, The Fed dan Inggris.

"Selain itu, data yang dinanti pasar perihal tingkat lapangan kerja Amerika," sambungnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, sentimen geopolitik di Timur Tengah juga masih menjadi penekan rupiah. Sebab, hal tersebut mendorong kenaikan harga minyak global.

Menurutnya, rupiah merupakan mata uang yang paling terdampak lantaran sentimen cenderung mengarah kepada risk-on di pasar keuangan Asia. Pergerakan rupiah diperkirakan cenderung sideways terutama karena para investor menunggu arah dan sinyal dari pertemuan FOMC yang akan berlangsung pada 31 Oktober-1 November.

Baca Juga: Kurs Rupiah Loyo, Begini Dampaknya ke Industri Pendingin Refrigerasi

"Rupiah berpotensi melemah terbatas, yang didorong oleh ekspektasi kenaikan data ketenagakerjaan AS, ADP Employment Change sehingga diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.900 - Rp 16.000 per dolar AS," jelasnya. 

Adapun Nanang memprediksi pelemahan rupiah juga masih berlanjut. Menurutnya, ruang penguatan dolar di akhir pekan akan berdampak pada rupiah, sehingga diperkirakan akan berada pada Rp 15.880 - Rp 16.090 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×