kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Risiko Pasar Meningkat, Simak Rekomendasi Saham dari BRI Danareksa Sekuritas


Sabtu, 28 Oktober 2023 / 21:40 WIB
Risiko Pasar Meningkat, Simak Rekomendasi Saham dari BRI Danareksa Sekuritas
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta?Selatan.?KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BRI Danareksa Sekuritas memiliki dua skenario dalam proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai akhir tahun. Pertama, yakni skenario bullish dimana target indeks IHSG mencapai 7.320. 

Target ini dapat dicapai apabila target IHSG di level 7.000 tercapai, didasarkan pada price to earnings (P/E) sebesar 13,3 kali dengan tingkat risiko yang diprediksi akan tetap tinggi.

Tingkat risiko yang tinggi ini ditandai dengan imbal hasil obligasi 10 tahun di level 7%, nilai tukar rupiah yang melemah pada kisaran Rp 15.500 sampai Rp 16.000 per dolar AS, dan dengan asumsi harga minyak berada pada level yang tinggi, yakni pada kisaran US$ 90 per barel sampai US$ 95 per barel.

Namun, jika tingkat risiko mengalami normalisasi, Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan meyakini faktor prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid bisa mendorong pasar saham Indonesia.

Baca Juga: IHSG Merosot 1,57% ke Level 6.741 pada Penutupan Perdagangan Senin (23/10)

Jika terwujud, katalis ini dapat mendorong valuasi P/E IHSG ke 13,8 kali, yang pada akhirnya mampu mendorong IHSG ke level 7.320.

Di sisi lain, jika  tingkat risiko terus meningkat, Erindra memperkirakan pasar akan menurunkan valuasi IHSG menjadi sebesar 12,8 kali, yang membawa target IHSG pada akhir tahun hanya sebesar 6.760.

“Menurut kami, katalis utama pasar adalah stabilitas nilai tukar rupiah pasca kenaikan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps),” terang Erindra beberapa waktu lalu.

Dampak pelemahan nilai tukar rupiah dinilai Erindra hanya akan terasa dalam jangka menengah, sekitar enam bulan. Ini akan berdampak pada emiten-emiten yang memiliki paparan terhadap bahan baku impor, seperti sektor barang konsumsi, farmasi, dan poultry (unggas).

Baca Juga: Saham Milik Para Politisi Tersengat Sentimen Pilpres

Dus, seiring risiko yang tinggi kemungkinan besar akan menyelimuti pasar ekuitas global di kawasan Asia Tenggara, Erindra tetap menjadikan sektor telekomunikasi, migas, dan batubara sebagai pilihan utama alias top picks.  

Pilihan utama BRI Danareksa Sekuritas adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indosat Ooredoo Hutchison  Tbk (ISAT), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×