Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada akhir pekan kemarin sebesar 0,32% ke Rp 15.295 per dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan rupiah akan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, tekanan pada rupiah akibat sikap The Fed yang kian hawkish untuk menurunkan inflasi AS.
"Sehingga mendorong Indeks dolar AS ke 104 pada akhir pekan kemarin," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (27/8).
Untuk besok, Fikri menilai rupiah masih akan terdepresiasi akibat hal tersebut. Sebab, data money supply Indonesia yang akan terbit besok belum akan mampu meredakan dominasi sentimen negatif dari sikap hawkish The Fed.
Baca Juga: Cermati Saham yang Untung & Rugi Saat Rupiah Berada di Level Rp 15.300 per Dolar AS
Namun demikian, penurunannya dinilai tidak akan terlalu dalam. Sebab, ia menilai Bank Indonesia (BI) lebih mengutamakan stabilitas rupiah sehingga akan melakukan intervensi apabila mata uang Garuda tertekan lebih dalam.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap berada dalam kisaran proyeksi 4,5%-5,3%. BI memastikan akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI.
"Sinergi ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan," katanya.
Oleh sebab itu, ia memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada rentang Rp 15.280 - Rp 15.350 per dolar AS. Sementara Fikri memproyeksikan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 15.250 - Rp 15.450 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News