Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi lanjut terdepresiasi pada perdagangan Senin (22/5). Sentimen eksternal menjadi faktor penggerak yang dominan.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, pelemahan rupiah terjadi akibat pernyataan bernada hawkish dari sejumlah pejabat The Fed pada pekan lalu. Hal ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya.
"Pernyataan dari beberapa anggota The Fed masih hawkish. Itu yang ditakutkan pasar," kata Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/5).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, rupiah akan cenderung melemah pada Senin (22/5). Pelemahan akan semakin terlihat setelah rilis notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25 Mei mendatang.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 1,25% Sepekan Hingga Jumat (19/5)
"Notulensi rapat FOMC tersebut berpotensi mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga Fed, bila memang Fed masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga," ucap Josua.
Sementara pertemuan FOMC selanjutnya baru akan berlangsung pada 14 Juni 2023. Menurut Josua, rupiah juga berpotensi melemah bila penjualan rumah di AS masih cenderung menguat pada bulan April 2023.
Dari segi internal, Fikri menilai, pelaku pasar akan menunggu pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan berlangsung pada 24-25 Mei 2023. BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) kemungkinan akan dipertahankan di level 5,75%.
Selain itu, pasar juga menanti perkembangan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang diperkirakan akan terealisasi pada bulan Juni 2023. Kebijakan pemerintah untuk memperluas sektor bisnis yang harus menempatkan DHE di dalam negeri akan membuat likuiditas di Indonesia semakin melimpah.
Baca Juga: Ekspektasi Hawkish Meningkat, Rupiah Melemah 1,21% Sepekan ke Rp 14.930 per Dolar AS
Fikri memprediksi, mata uang rupiah bakal lanjut melemah di kisaran Rp 14.900-Rp 15.100 per dolar AS pada Senin (22/5).
Begitu juga dengan Josua yang memperkirakan rupiah bakal kembali tertekan dan bergerak dalam rentang Rp 14.875-Rp 15.025 per dolar AS.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,41% ke Rp 14.930 pada Jumat (19/5).
Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 14.936 per dolar AS, melemah 0,41% dari Rp 14.875 pada hari perdagangan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News