Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada Senin (6/11). Akhir pekan kemarin, rupiah sumringah dengan kenaikan 0,80% ke US$ 15.727 per dolar Amerika Serikat (AS).
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, dan menawarkan sinyal yang agak dovish mengenai kenaikan suku bunga lebih lanjut. Menurutnya, hal tersebut memicu meningkatnya spekulasi bahwa bank sentral telah selesai menaikkan suku bunganya untuk tahun ini.
Untuk besok, rupiah diprediksi menguat. Adapun sentimen penggeraknya dari data utama Non-farm Payrolls AS untuk bulan Oktober 2023.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, penguatan rupiah didorong setelah data tenaga kerja AS NFP dan ISM Service yang lebih lemah dari perkiraan.
Baca Juga: Rupiah Masih Berpeluang Menguat Pekan Depan
"Namun penguatan rupiah mungkin terbatas," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/11).
Menurutnya, investor mengantisipasi data PDB kuartal III Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh 1,71% QoQ dan 5,05% YoY. Adapun keduanya lebih rendah dari sebelumnya.
Di sisi lain, Ibrahim menambahkan bahwa di pasar komoditas internasional, minyak mentah mengalami kenaikan lantaran situasi global seperti adanya ketegangan geopolitik antara Israel dan Hamas. Ia berpandangan hal ini akan berdampak terhadap inflasi di negara berkembang termasuk Indonesia.
"Namun pemerintah telah siap untuk mengantisipasi gejolak politik dengan melakukan kebijakan bauran ekonomi dan intervensi Bank Indonesia," jelasnya.
Baca Juga: Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed Berkurang, Kabar Baik Bagi Rupiah
Ibrahim memprediksi pada perdagangan Senin (6/11), mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp 15.680 - Rp 15.750 per dolar AS.
Sementara Lukman memperkirakan rupiah bergerak pada rentang Rp 15.600 - Rp 15.800 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News