kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah di Awal Pekan Ini, Senin (24/7)


Senin, 24 Juli 2023 / 06:00 WIB
Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah di Awal Pekan Ini, Senin (24/7)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/7). Pada akhir pekan lalu, mata uang Garuda melemah 0,27% ke Rp 15.027 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, depresiasi lanjutan rupiah didorong dari kembali naiknya indeks dolar AS. Khususnya setelah data tenaga erja di AS yang kembali positif atau menunjukkan strong job market.

"Hal itu akan memberikan tekanan terhadap rupiah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Tertekan di Awal Pekan, Ini Pemicunya

Selain itu, ada ekspektasi berlanjutnya kenaikan Fed Rate di Juli dan Agustus nanti. Sehingga bisa mendorong indeks dolar melanjutkan rally-nya.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah. Menurutnya, minggu ini akan dipadati dengan data-data ekonomi penting AS seperti PDB kuartal II dan inflasi PCE.

Bank sentral BI, ECB dan the Fed juga akan melakukan pertemuan untuk kebijakan. BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, sedangkan the Fed dan ECB diperkirakan akan menaikan suku bunga sebesar 25bps.

"Divergensi ini masih akan terus berperan menekan rupiah dan mata uang Asia umumnya," paparnya.

Lukman memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.950 - Rp 15.100 per dolar AS. 

Sementara Fikri memperkirakan rentang rupiah di Rp 14.920 - Rp 15.120 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×