kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah berpeluang perkasa terhadap USD, AUD dan SGD


Senin, 10 Juni 2019 / 22:28 WIB
Rupiah berpeluang perkasa terhadap USD, AUD dan SGD


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, rupanya turut diikuti penguatan terhadap mata uang negara lain yang kerap ditransaksikan oleh orang Indonesia. Mengutip Bloomberg Senin (10/6) kurs rupiah ditutup menguat sebanyak 0,13% di level Rp 14.250 per dollar AS atau menguat 0,97% sepanjang tahun ini.

Selanjutnya, ada juga pasangan AUD/IDR yang menguat 0,23% ke level Rp 9.925. Bahkan secara year to date atau sepanjang 2019 sudah menguat sebanyak 2,36%. Begitu juga untuk pasangan SGD/IDR yang ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (10/6) yakni 0,05% di level Rp 10.422 atau sudah menguat 1,26% sepanjang 2019.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sampai akhir tahun rupiah berpeluang untuk melanjutkan penguatannya terhadap tiga mata uang asing tersebut. Khususnya terhadap USD dan AUD, sedangkan terhadap SGD kemungkinan rupiah untuk menguat cenderung tipis.

"Sampai akhir tahun, kelihatannya prospek rupiah masih cukup bagus, hal ini didukung data PDB yang cukup bagus, disertai data inflasi dan neraca perdagangan yang masih positif," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (10/6).

Adapun penyebab rupiah sempat tertekan di awal 2019, Ibrahim menjelaskan bahwa kondisi tersebut murni karena faktor eksternal, seperti dampak dari sentimen perang dagang dan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa atau dikenal dengan Brexit.

Dia optimistis, ketika dua sentimen tersebut mereda rupiah bisa semakin menguat, mendekati Rp 14.200 per dollar AS. Pada saat itu juga, investor akan masuk ke pasar domestik. Ditambah lagi, Oktober nanti diyakini akan ada Jokowi Effect, di mana saat Presiden petahana bakal mengumumkan kabinet kerja yang baru, serta rencana kerjanya untuk lima tahun ke depan.

"Saat Jokowi Effect, banyak investor asing yang akan kembali dan ini perlu diapresiasi. Ditambah lagi, pengumuman Standard and Poor akhir Mei yang menaikkan peringkat utang kita, menjadikan rupiah bisa semakin perkasa," papar Ibrahim.

Hingga akhir tahun, Ibrahim optimistis rupiah akan menguat mendekati level Rp 14.000 terhadap dollar AS. Sedangkan untuk pasangan AUD/IDR di akhir tahun, diprediksi bisa menguat hingga ke level Rp 9.500 hingga Rp 10.050 per dollar Australia di akhir 2019.

"Baik USD maupun AUD masih dihadapkan pada masalah ekonomi, ditambah lagi kemungkinan terkena dampak perang dagang," jelasnya.

Sedangkan untuk prospek rupiah terhadap SGD diperkirakan cenderung akan melemah di 2019. Mengingat, kinerja ekonomi Singapura yang lebih positif membuat mata uangnya cenderung menguat lebih dalam.

"Ekonomi Singapura cukup bagus, meskipun di saat kondisi ekonomi global cenderung melambat. Sehingga rupiah cenderung masih akan melemah terhadap SGD," tandasnya.

Untuk pasangan kurs SGD/IDR Ibrahim memperkirakan bakal berada pada rentang Rp 10.000 - Rp 11.200 per dollar Singapura di sisa tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×