Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek reksadana syariah diprediksi positif di bulan Ramadan 2024. Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, hal ini didorong oleh tingkat konsumsi masyarakat yang berpotensi akan naik, apalagi saat menjelang Lebaran Idul Fitri, sehingga berpengaruh terhadap kinerja reksadana syariah.
"Terutama untuk jenis saham, seiring dengan mayoritas saham syariah ada di sektor konsumsi, selain juga sektor energi dan industri dasar," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Fajar menilai, proyeksi kinerja reksadana syariah untuk tahun ini juga masih akan sama dengan yang konvensional. Kinerja saham berpotensi tumbuh positif. Kenaikan kinerja utamanya didorong oleh jenis reksadana pendapatan tetap, di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Dia memprediksi Asset Under Management (AUM) alias dana kelolaan reksadana syariah akan tumbuh single digit atau naik sekitar 10% di tahun ini.
Baca Juga: Perdagangan di Bursa Pekan Ini Hanya Tiga Hari, Simak Rekomendasi Saham Berikut
Sementara untuk jenis reksadana saham syariah, Fajar mengatakan ada potensi untuk tumbuh terbatas. Dia melihat, kinerja sektor energi dan industri dasar tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya, seperti ketika di tahun 2022.
Dia menambahkan, beberapa strategi yang bisa dilakukan Manajer Investasi (MI) dalam meningkatkan jumlah investor syariah selama bulan Ramadan ini yaitu, dengan melakukan sosialisasi dan berkolaborasi bersama stakeholder industri pasar modal syariah, serta menggaet para influencer yang banyak menggunakan gaya hidup halal atau halal lifestyle.
Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment, Guntur Putra mengatakan, secara keseluruhan proyeksi pertumbuhan reksadana syariah di bulan Ramadan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya meningkatnya kesadaran akan investasi berbasis syariah selama bulan suci ini.
"Namun, penting untuk diingat bahwa pasar investasi selalu dipengaruhi berbagai faktor di luar prinsip berinvestasi syariah, termasuk situasi ekonomi global dan domestik, sehingga proyeksi pastinya dapat bervariasi," ujar Guntur kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Pilihan & Arah IHSG Usai Libur Nyepi dan Masuk Ramadan
Guntur mengatakan bahwa pertumbuhan reksadana syariah tahun ini dapat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan kebijakan pasar modal. Akan tetapi, kenaikan jumlah penduduk yang menyadari pentingnya investasi syariah juga bisa menjadi faktor pendorong pertumbuhan yang signifikan.
"Jadi kalau saya lihat, seharusnya potensi pertumbuhan reksadana syariah di bulan Ramadan tahun ini cukup baik," kata dia.
Selain itu, Guntur berharap momentum Ramadan dapat menaikkan pertumbuhan kinerja reksadana syariah di atas 3% secara keseluruhan dan diharapkan ada kenaikan di atas 10% di tahun ini.
Dana kelolaan reksadana syariah di tahun ini bisa dipengaruhi oleh performa pasar, jumlah investor baru yang masuk, dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap instrumen investasi syariah.
Baca Juga: Perbankan Syariah Melalap Berkah dari Harga Emas yang Kian Melejit
Adapun sentimen positif yang dapat mendorong pertumbuhan dana kelolaan yaitu, pertumbuhan kinerja reksadana yang konsisten, peningkatan aksesibilitas, dan edukasi yang lebih baik mengenai investasi syariah.
Untuk itu, Guntur memprediksi dana kelolaan reksadana syariah bisa naik sekitar 10%-15% di tahun ini. Per Desember 2023, total AUM reksadana syariah ada di kisaran Rp 42 triliun.
Lebih lanjut, Guntur menyebutkan, beberapa strategi Manajer Investasi (MI) dalam meningkatkan investor selama bulan Ramadan di antaranya yakni, melibatkan program-program pemasaran yang berfokus pada nilai-nilai syariah, seperti keberkahan investasi dan amal. Kemudian, MI juga dapat menawarkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan investor selama bulan Ramadan, seperti reksadana dengan tema keuangan syariah atau investasi untuk tujuan sosial.
"Selain itu, penyedia reksadana juga bisa mengadakan program edukasi dan seminar mengenai investasi syariah untuk menarik minat investor potensial," tandas Guntur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News