kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Rekomendasi Saham Pilihan & Arah IHSG Usai Libur Nyepi dan Masuk Ramadan


Senin, 11 Maret 2024 / 18:57 WIB
Ini Rekomendasi Saham Pilihan & Arah IHSG Usai Libur Nyepi dan Masuk Ramadan
ILUSTRASI. analis memberikan rekomendasi saham pilihan untuk perdagangan perdana setelah libur Nyepi dan awal Ramadan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan masuknya bulan suci Ramadan 1445 Hijriah, perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di pekan pendek. Momentum ini terjadi usai pasar saham libur dua hari di awal pekan (11-12 Maret 2024) dalam memperingati Hari Suci Nyepi dan Cuti Bersama.

Berkaca dari minggu lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju hingga sempat menembus level tertinggi baru (all time high) di area 7.416,43 pada perdagangan Jumat (8/3). Meski akhirnya IHSG parkir di posisi 7.381,90 mengakumulasi penguatan 0,96% dalam sepekan.

Asa IHSG kembali mencapai level tertinggi masih menyala di bulan suci. Tetapi, laju IHSG berpotensi tertahan terlebih dulu pada awal bulan ramadan. Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni memprediksi pergerakan IHSG pada pekan pendek ini akan cenderung sideways.

Agung menaksir volume transaksi akan lebih kecil dibandingkan pekan lalu. "Masih minim katalis dari lokal maupun global. (IHSG) kembali membuat all time high tetap terbuka, namun ada peluang untuk kondolidasi terlebih dahulu," terang Agung kepada Kontan.co.id, Senin (11/3).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal ITMG, CPIN, dan PTBA dari Sejumlah Analis

Lagi pula, secara teknikal CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo melihat IHSG sudah cenderung overbought. Praska mengingatkan rawan terjadi aksi profit taking, apalagi pelaku pasar berpotensi wait and see usai libur dua hari di awal pekan.

Sedangkan dari faktor global, Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy memandang investor akan mencermati rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menurut konsensus masih berada di level 3,1%. Angka inflasi yang masih di atas target The Fed yakni 2%, berpotensi menjadi katalis negatif bagi pergerakan pasar saham AS, dan bisa menjalar ke Indonesia.

Apalagi jika berkaca dari bulan ramadan tahun lalu, ada potensi IHSG bergerak dalam fase sideways.

"Investor cenderung tidak terlalu aktif dalam melakukan trading, sehingga pergerakan IHSG selama bulan ramadan bisa jadi akan bergerak terbatas," ungkapnya.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menimpali bahwa kecenderungan transaksi di bulan ramadan memang lebih sepi. Tapi dia juga menekankan penurunannya tidak signifikan. Terlebih, masih ada dorongan dari sentimen lanjutan rilis laporan keuangan emiten dan antisipasi pasar terhadap pembagian dividen.

William juga menyoroti secara siklus tahunan, bulan Maret - April biasa menjadi fase puncak IHSG,. "Bulan ramadan tidak memiliki efek langsung terhadap aktivitas transaksi. Jadi kalaupun menurun, itu hanya dalam jumlah kecil," tegasnya.

Baca Juga: Nikkei Terjun Saat Hang Seng Melesat, Intip Penggerak Bursa Asia di Awal Pekan

Hitungan William, IHSG akan bergerak pada rentang support 7.300 dan resistance di 7.416. "Masih bisa kembali membentuk all time high, hanya saja penguatan mungkin terbatas. Kami estimasikan koreksi bisa terjadi," imbuh William.

Sedangkan Agung memperkirakan IHSG bakal melaju dalam jalur support 7.375 hingga resistance 7.465. "Dengan sentimen positif dari dividend seasons, terbuka peluang kinerja IHSG akan positif," jelas Agung.

Strategi Investasi & Rekomendasi Saham

Jika terjadi koreksi teknikal sebagai konsolidasi IHSG, Agung justru menyarankan supaya memanfaatkan momentum tersebut untuk akumulasi. "Sebagai strategi masih menarik buy on weakness jika terjadi pelemahan," ujar Agung.

William sepakat agar mencermati potensi buy on weakness saat terjadi koreksi. Terutama pada saham-saham big caps di sektor perbankan dan pertambangan. Pelaku pasar juga bisa mempertimbangkan profit taking pada saham-saham lapis ketiga.

Praska punya pandangan serupa, dengan kondisi pasar yang overbought, ada peluang buy on weakness. Terutama pada saham-saham yang berpotensi mendapat untung dari bulan ramadan hingga lebaran. Selain itu, bisa juga melirik saham-saham yang secara sektoral sedang dalam tren positif.

 

Praska merekomendasikan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sedangkan Agung menjagokan saham emiten consumer goods yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY). Agung juga melirik saham jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Alfaruqy menyematkan rekomendasi buy saham ACES dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Dengan target harga masing-masing di area Rp 845 - Rp 860 dan Rp 2.760 - Rp 2.850. Rekomendasi lainnya, pertimbangkan swing trade saham CMRY dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta fast trade pada saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

Alfaruqy menambahkan, momentum ramadan juga akan menjadi katalis positif bagi indeks saham syariah seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Isamic Index (JII). Hanya saja, dia menegaskan bahwa hal ini bukan berarti terjadi perpindahan investor dari saham konvensional ke syariah.

"Tetapi karena beberapa saham pada indeks syariah mengalami penguatan, seperti yang bergerak pada sektor ritel dan consumer menjelang ramadan berakhir. Sehingga hal itu menjadi sentimen pendongkrak bagi indeks syariah seperti ISSI dan JII," tandas Alfaruqy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×