Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas global kembali berkilau di tengah momentum pergantian tahun. Merujuk Trading Economics, harga emas menguat 1,8% dalam sebulan terakhir. Meski, fluktuasi masih terjadi.
Pada awal pekan ini, Senin (13/1), harga komoditas emas global terkoreksi 0,52% ke level US$ 2.671,5 per ounces.
Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa mengamati penguatan harga komoditas emas di awal tahun 2025 sejalan dengan peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven.
Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?
Situasi itu terjadi di tengah potensi ketidakpastian kebijakan pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah presiden terpilih, Donald Trump. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kebijakan terkait tarif impor yang dapat memicu perang dagang dan inflasi.
"Sehingga berpotensi menguntungkan emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Selain itu, kenaikan harga emas di awal 2025 seiring dengan peningkatan cadangan emas bank sentral China selama dua bulan berturut turut yang membuat harga emas terapresiasi," terang Heru kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).
Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla mengamini, faktor antisipasi terhadap kebijakan Donald Trump menjadi sentimen signifikan yang mengerek harga emas.
Baca Juga: Sinergi Hartadinata (HRTA) dan Pegadaian dalam Ekosistem Bullion Emas di Indonesia
Menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, sebagian investor merasa cemas dengan janji Trump untuk mengenakan tarif pada berbagai macam impor.
Tarif tersebut dikhawatirkan dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga.
"Meski demikian, secara fundamental, emas masih dalam tekanan akibat data ekonomi AS yang solid, inflasi tinggi, dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed," imbuh Thoriq.
Secara teknikal, pergerakan harga komoditas emas saat ini masih cenderung sideways. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer memperkirakan harga komoditas emas global masih tetap kuat bergerak pada rentang US$ 2.500 - US$ 2.700 per ounces pada kuartal I-2025.
Sedangkan secara tahunan, Miftahul menaksir harga emas berpotensi melaju dalam area US$ 2.500 - US$ 3.000 per ounces.
Baca Juga: Mengawali Tahun 2025, Mulai Ada Tanda-Tanda Penurunan Bunga Kredit Bank
Miftahul melihat ketidakpastian global, seperti risiko geopolitik dan kekhawatiran perlambatan ekonomi membuat emas tetap menjadi pilihan aset safe haven, dan kembali memoles daya tarik emas.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan memproyeksikan harga komoditas emas berpotensi menguji level US$ 2.800 per ounces pada kuartal I-2025. Jika ketidakpastian global terus berlanjut, kenaikan bisa berlanjut hingga ke level US$ 2.870 per ounces.
Sementara Heru memperkirakan harga emas akan bergerak secara fluktuatif pada rentang US$ 2.600 - US$ 2.750 per ounces. Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana punya perkiraan yang sama, harga emas berpotensi bergerak dalam rentang US$ 2.600 hingga US$ 2.750 per punces pada kuartal I-2025.
"Meskipun demikian, volatilitas pasar tetap tinggi dan dapat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi global serta perkembangan geopolitik yang memengaruhi pasar. Dalam konteks ini, saham-saham emiten emas di Indonesia berpeluang turut merasakan dampak positif dari penguatan harga emas," kata Hendra.
Rekomendasi Saham
Tren pergerakan harga komoditas emas global turut memoles harga saham emiten di bidang bisnis emas. Dalam pantauan Kontan.co.id, mayoritas harga saham emiten emas menguat pada perdagangan Senin (13/1).
Tengok saja harga saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) yang melonjak +13,21%. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik +4,61%, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menguat +1,68%.
Saham emiten emas lain yang mengalami kenaikan adalah PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Masing-masing menguat +1,20%, +1,02% dan +0,59%. Sedangkan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) ditutup stagnan.
Sementara itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berbalik merosot -4,67%. Sebelumnya, BRMS menjadi saham emiten emas yang melaju paling kencang di awal tahun 2025. BRMS menutup pekan lalu dengan lonjakan 12,04% pada Jumat (10/1).
Baca Juga: Harga Emas Mencapai Puncak Empat Minggu di Tengah Kekhawatiran Kebijakan Trump
Hendra melihat penguatan mayoritas harga saham emiten emas menunjukkan optimisme investor terhadap industri tambang emas.
"Meskipun beberapa saham sempat mengalami koreksi pada awal tahun, potensi jangka panjang yang didorong oleh tren harga emas tetap menjadikan saham-saham ini menarik untuk dipertimbangkan," terang Hendra.
Hendra lantas menyarankan trading buy pada saham ANTM untuk target harga Rp 1.655 dan speculative buy MDKA dengan target harga Rp 1.610. Rekomendasi lainnya adalah buy on weakness saham BRMS pada area Rp 410 untuk target harga Rp 450 per saham.
Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menyoroti saham HRTA. Sentimen positifnya adalah kerja sama strategis antara HRTA dengan Pegadaian dalam ekosistem perhiasan dan emas batangan (bullion).
Rencana pemerintah dalam pengembangan bullion bank nantinya bisa memberikan dampak pada ekosistem yang berbasis emas, sehingga dapat memberikan sentimen positif untuk perusahaan seperti HRTA. Secara teknikal, cermati support HRTA pada area Rp 340 - Rp 350 untuk resistance di level Rp 400.
Baca Juga: Yield US Treasury Turun & Dolar Menguat Karena Investor Pertimbangkan Kebijakan Fed
Miftahul menyarankan hold saham HRTA. Sedangkan Thoriq merekomendasikan buy HRTA untuk target harga Rp 400. Selain itu, Thoriq merekomendasikan swing trade ANTM pada area Rp 1.480 - Rp 1.490 untuk target harga Rp 1.560.
Ekky melirik saham ANTM, PSAB dan HRTA, dengan target harga masing-masing di Rp 1.550 - Rp 1.560, Rp 300 dan Rp 400. Sedangkan Heru merekomendasikan saham ANTM, PSAB, UNTR, AMMN dengan trading plan sebagai berikut:
1. ANTM
Rekomendasi: trading buy
Entry: Rp 1.475
Target harga: Rp 1.625 - Rp 1.690
Stoploss: < Rp 1.410.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan Saat Laju Sektor Barang Baku Masih Tersendat
2. PSAB
Rekomendasi: Speculative buy
Entry: Rp 236
Target harga: Rp 264 - Rp 280
Stoploss: < Rp 226.
3. UNTR
Rekomendasi: Speculative buy
Entry: Rp 25.250
Target harga: Rp 27.100 - Rp 27.700
Stoploss: < Rp 24.400.
Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Sektor Barang Baku, Saham Emiten Emas Masih Favorit
4. AMMN
Rekomendasi: Buy on support
Entry: Rp 8.475
Target harga: Rp 9.000 - Rp 9.500
Stoploss: < Rp 8.200.
Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87
Menarik Dibaca: Apakah Air Kelapa Aman untuk Penderita Diabetes? Berikut Faktanya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News