kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Rekomendasi Saham Pilihan Saat Laju Sektor Barang Baku Masih Tersendat


Senin, 06 Januari 2025 / 21:22 WIB
Rekomendasi Saham Pilihan Saat Laju Sektor Barang Baku Masih Tersendat
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham untuk sektor barang baku yang tersendat di awal tahun 2025


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor barang baku (basic materials) bergerak dengan volatilitas tinggi. Mengawali pekan ini, indeks saham sektor barang baku terjun paling dalam dibandingkan sektor saham lainnya, anjlok 1,65% pada perdagangan Senin (6/1).

Sebagai perbandingan, pada awal perdagangan tahun 2025, sektor barang baku naik paling tinggi sebanyak 1,78%. Performa sektor barang baku pun tinggal menyisakan kenaikan 0,06% jika diakumulasi dalam tiga perdagangan pada awal tahun 2025.

Menengok kinerja tahun lalu, indeks saham sektor barang baku mengakumulasi pelemahan 4,25%. Padahal, per 31 Oktober 2024, sektor barang baku masih menunjukkan penguatan 9,11%. Artinya, hanya dalam waktu dua bulan, indeks saham sektor barang baku ambles sedalam 13,36%.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengamati volatilitas pada sektor barang baku terutama disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas mineral-logam seperti nikel, tembaga dan timah.

Harga komoditas tersebut cenderung tertekan oleh ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi, serta efek dari suku bunga yang masih tinggi.

Baca Juga: Rekomendasi dan Catatan Analis untuk 8 Calon Emiten yang Listing IPO di Januari

Dus, saham emiten di bisnis komoditas tersebut seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Timah Tbk (TINS) menjadi pemberat.

Sedangkan dari saham semen, prospek kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masih tertahan oleh kondisi oversupply dan biaya operasional yang cukup tinggi.

Praktisi Pasar Modal dan Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana menambahkan, pergerakan saham di sektor barang baku rentan terhadap fluktuasi harga komoditas serta dinamika makro ekonomi. Hendra menaksir, prospek saham di sektor barang baku masih cukup menantang pada tahun 2025.

Hendra lantas menyarankan pelaku pasar untuk jeli melihat prospek emiten dan memilah sahamnya. Dia memperkirakan emiten yang bergerak di bisnis emas masih punya prospek menarik.

"Harga emas diprediksi akan tetap stabil atau bahkan mengalami sedikit kenaikan, menjadikannya sebagai aset pelindung nilai yang menarik di tengah ketidakpastian global," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (6/1).

Pada segmen bisnis lainnya di sektor barang baku, Hendra memperkirakan emiten kertas dan semen masih akan stabil. Sementara emiten yang bergerak di industri kimia berpotensi pulih jika permintaan global membaik. Catatan Hendra, masih ada tantangan dari sisi biaya yang akan mempengaruhi margin laba. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Tertekan Intip Rekomendasi Saham untuk Selasa (7/1)

Sebagai pilihan trading atau investasi, Hendra melirik saham emiten di bisnis emas, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan ANTM. Hendra menyematkan rekomendasi trading buy pada BRMS dan ANTM, dengan target harga masing-masing di level Rp 500 dan Rp 1.700. 

Miftahul turut menjagokan saham emiten di bisnis emas. Dia menyodorkan ANTM dan MDKA. Pilihan lainnya adalah emiten nikel yang sedang melakukan ekspansi hilirisasi seperti INCO.  

Hanya saja, secara umum untuk saat ini Miftahul lebih menyarankan wait and see terlebih dulu pada saham sektor barang baku.

"Menunggu konfirmasi baik dari segi sentimen katalis maupun dari makro view ataupun adanya rebound kinerja," terang Miftahul.

Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menyoroti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Sempat naik tinggi, kedua saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) tersebut menjadi pemberat sektor barang baku di penghujung tahun 2024.

Secara teknikal, AMMN dan TPIA berada dalam fase downtrend, yang membuka potensi penurunan lanjutan. Hitungan Fath, support untuk pergerakan saham AMMN berada di level Rp 7.200, sedangkan support TPIA ada di posisi Rp 6.800. 

Fath turut melihat saham BRMS menjadi pilihan yang menarik di sektor barang baku. Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat secara teknikal, indeks saham sektor barang baku sudah melandai sejak akhir Oktober 2024. Kemungkinan diakibatkan karena sudah jenuh beli.

 

Dalam timeframe mingguan, pergerakan indeks saham sektor barang baku masih cenderung downtrend. Indikator MACD dan stochastic belum menunjukkan adanya tanda penguatan. 

Herditya menyarankan speculative buy saham PT  Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan support di Rp 6.600, resistance Rp 6.900 untuk target harga Rp 7.000 - Rp 7.175. Rekomendasi lainnya, buy on weakness saham ANTM dan PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA).

Support ANTM berada di level Rp 1.455, resistance pada area Rp 1.560, untuk target harga Rp 1.580 - Rp 1.605. Sementara support ESSA ada di Rp 800, resistance Rp 850, untuk target harga di Rp 875 - Rp 900 per saham. 

Selanjutnya: Ini Tanggapan Tokio Marine Indonesia Soal Putusan MK Terkait Klaim Asuransi

Menarik Dibaca: 5 Minuman untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat, Biar Tidak Gampang Sakit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×