Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri pemurnian dan pengolahan gas alam PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement. Jumlah saham baru yang bakal dikeluarkan adalah sebanyak 1,43 miliar saham atau 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan private placement akan sejalan dengan peraturan Bursa Efek Indonesia, yakni paling sedikit 90% dari rata-rata harga penutupan saham selama kurun waktu 25 hari perdagangan berturut-turut di pasar reguler sebelum tanggal permohonan pencatatan saham.
Berdasarkan harga penutupan sejak 17 September 2020 hingga 21 Oktober 2020, harga rata-rata ESSA adalah sebesar Rp 139,44 per saham. Dengan menggunakan asumsi harga tersebut, ESSA bisa mengantongi dana Rp 199,4 miliar dari aksi korporasi ini.
Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa Lufy Setia mengatakan, sebesar 80%-90% dana tersebut akan digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) utang salah satu anak usahanya, yakni PT Panca Amara Utama. Sementara sisa 10%-20% bakal dimanfaatkan untuk modal kerja dan bisnis ESSA.
Baca Juga: Anak usaha Surya Esa Perkasa (ESSA) akan menerbitkan surat utang US$ 650 juta
Refinancing utang Panca Amara Utama akan dilakukan melalui peningkatan modal pada PT Sepchem yang 99,99% dari seluruh modal ditempatkan dan disetornya dimiliki oleh ESSA. Seperti diketahui, Panca Amara Utama merupakan anak usaha ESSA yang sebanyak 0,585% sahamnya dimiliki secara langsung, sedangkan sebesar 59,415% dimiliki secara tidak langsung melalui PT Sepchem.
"Peningkatan modal dilakukan untuk membiayai kembali seluruh utang Panca Amara Utama supaya debt to equity ratio (DER) menjadi lebih baik," ungkap Lufy kepada Kontan.co.id, Rabu (21/10). Setelah pelunasan ini, DER Panca Amara Utama ditargetkan dapat turun dari 1,9 kali menjadi 1,7 kali.
Lufy menyampaikan, prospek bisnis Panca Amara Utama yang bergerak di bidang industri kimia dasar organik yang bersumber dari minyak bumi, gas alam, dan batubara masih sangat cerah pada masa mendatang. "Panca Amara Utama menjadi kontributor utama pendapatan kami saat ini. Pabriknya sudah beroperasi dan produksinya konsisten, serta sudah memiliki kesepakatan jangka panjang dengan Mitsubishi sebagai pembelinya," tutur Lufy.
Baca Juga: Penjualan melorot, pendapatan Surya Esa (ESSA) turun 18,05% di semester I-2020
Dia menambahkan, sudah ada pihak yang berminat mengambil saham private placement ini, baik dari pemegang saham lama ataupun pemegang saham baru. Tapi, dia belum bisa memberitahukan nama-nama yang bersangkutan karena masih dalam diskusi final.
Sebagai gambaran saja, per 30 September 2020, PT Trinugraha Akraya Sejahtera menggenggam kepemilikan sebesar 25,30% pada ESSA. Disusul PT Ramaduta Teltaka sebanyak 15,38%, Chander Vinod Laroya 13,65%, Sugito Walujo 5,39%, dan masyarakat (masing-masing di bawah 5%) 40,27%. Setelah private placement ini, pemegang saham ESSA akan terkena dilusi kepemilikan maksimal 9,09%.
Untuk mewujudkan rencana ini, manajemen ESSA akan meminta persetujuan pemegang saham terlebih dahulu melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang bakal diselenggarakan pada 25 November 2020. Kemudian, private placement ditargetkan dapat selesai pada Desember 2020.
Selain bakal memperoleh dana dari private placement ESSA untuk refinancing utang, Panca Amara Utama juga berencana mencari pendanaan lain. Panca Amara Utama akan menerbitkan surat utang atau pinjaman bank sebanyak-banyaknya US$ 650 juta. Dengan asumsi kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat (AS), jumlah tersebut setara Rp 9,56 triliun.
Baca Juga: Refinancing, Anak Usaha ESSA Akan Rilis Obligasi dan Cari Pinjaman
Berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (19/10), surat utang atau kredit bank ini rencananya memiliki jangka waktu maksimal tujuh tahun, yakni tahun 2027 dengan bunga tetap setinggi-tingginya 8% per tahun. Pinjaman ini akan dijamin dengan aset Panca Amara Utama, aset ESSA, serta jaminan perusahaan ESSA.
Panca Amara Utama akan menggunakan dana hasil penerbitan surat utang ini untuk membayar seluruh utangnya kepada International Finance Corporation. Nilai outstanding utang pokok Panca Amara Utama per 30 September 2020 adalah sebesar US$ 436,68 juta. Panca Amara akan menggunakan sisa dana untuk modal kerja ESSA dan Panca Amara Utama.
Baca Juga: Begini strategi Surya Esa Perkasa (ESSA) bertahan di tengah pandemi corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News