kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Rebound Dolar AS Hanya Sementara, Perang Dagang Masih Jadi Pemberat


Rabu, 23 April 2025 / 15:47 WIB
Rebound Dolar AS Hanya Sementara, Perang Dagang Masih Jadi Pemberat
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada Rabu (23/4), meski indeks dolar belum berhasil menembus level 100.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada Rabu (23/4), meski indeks dolar belum berhasil menembus level 100. Namun, arah pergerakan dolar AS secara keseluruhan masih bergantung pada tensi perang dagang AS-China. 

Menurut Trading Economics, Rabu (23/4) pukul 15.18 WIB, indeks dolar AS alias DXY berada di level 99,246, naik 0,34% secara harian. Meski begitu, secara kumulatif bulanan, DXY sudah terkoreksi hingga 4,87%. 

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyebut, kenaikan indeks dolar memang hanya sementara. 

“Untuk saat ini, rebound yang terjadi hanya faktor teknis dari pengambilan keuntungan oleh pedagang. Apakah akan merubah tren, masih terlalu dini untuk menyimpulkannya,” sebut Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4). 

Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Dolar AS Masih Jadi Safe Haven

Saat ini, memang beredar sentimen soal Presiden AS Donald Trump yang tidak akan mengganti posisi Jerome Powell sebagai Ketua The Fed. Itu meredakan kekhawatiran soal ketegangan Gedung Putih dan Bank Sentral yang belakangan turut menekan DXY.

Namun, menurut Sutopo, fokus utama dari pergerakan dolar AS tetap soal de-eskalasi konflik perdagangan antara AS dan China.

Analis Doo Financial Lukman Leong pun berpikiran sama. “Sentimen utama masih pada AS dan perang dagang. (Penguatan dolar AS) bergantung pada perkembangan hal-hal tersebut, yang mana masih terlalu awal untuk diprediksi mengingat inkonsistensi Trump,” papar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4). 

Lebih lanjut, Sutopo bilang penting juga untuk mencermati sejumlah hal untuk menakar penguatan dolar AS, yakni data ekonomi mendatang, komunikasi bank sentral, dan sentimen risiko global. Meski bukan faktor utama, hal-hal ini bisa mempengaruhi pergerakan dolar AS.

“Ada argumen kuat untuk penguatan dolar yang berkelanjutan dan potensi pembalikan, tergantung pada bagaimana faktor-faktor ini berkembang,” kata Sutopo.

Baca Juga: Perang Dagang Jadi Pemicu Rupiah Tembus Rp 16.400 Per Dolar AS, Senin (3/2)

Selanjutnya: BI Sudah Borong SBN Rp 80,98 Triliun untuk Stabilkan Rupiah

Menarik Dibaca: Ini Cara Allianz Indonesia Dukung Kepemimpinan Perempuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×