Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang global masih bergerak fluktuatif dan penyebab utamanya adalah kebijakan Amerika Serikat (AS) yang menerapkan tarif impor tambahan ke sejumlah negara mitra dagang.
Menurut pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, tekanan yang terjadi secara global di pasar keuangan membuat banyak investor mengalihkan asetnya ke instrumen yang dianggap aman, salah satunya dolar AS.
“Dolar, emas, dan yen masih jadi safe haven utama di tengah ketidakpastian seperti sekarang,” jelas Ibrahim pada Kontan, Selasa (8/4).
Baca Juga: Dolar AS Masih Bergerak Fluktuatif, Analis Rekomendasi Franc Swiss dan Yen Jepang
Ibrahim bilang, penguatan dolar juga dipengaruhi rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang cukup solid, serta ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, kebijakan Trump yang mengenakan tarif tinggi ke banyak negara membuat tekanan terhadap mata uang lain semakin besar.
“Setelah Trump umumkan tarif tambahan, hampir semua mata uang yang melawan dolar langsung berguguran,” ujarnya.
Ibrahim menilai tren ini bisa berlanjut, terutama jika ketegangan perdagangan belum mereda dalam waktu dekat.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,41% ke Rp 16.891 Per Dolar AS pada Selasa (8/4)
Selanjutnya: Usai Bermain Golf, Trump Kembali Layangkan Ancaman Tarif bagi Negara-Negara di Dunia
Menarik Dibaca: Cuaca Besok, Jogja dan Sekitarnya Kompak Diguyur Hujan Pukul 10 Pagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News