kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.489   11,00   0,07%
  • IDX 7.739   4,22   0,05%
  • KOMPAS100 1.203   1,55   0,13%
  • LQ45 960   1,26   0,13%
  • ISSI 233   0,11   0,05%
  • IDX30 493   0,35   0,07%
  • IDXHIDIV20 592   1,04   0,18%
  • IDX80 137   0,14   0,10%
  • IDXV30 143   0,14   0,10%
  • IDXQ30 164   0,06   0,04%

Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi


Kamis, 26 Oktober 2023 / 18:06 WIB
Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi
ILUSTRASI. An employee walks in front of an electronic board at the Indonesia Stock Exchange (IDX) in Jakarta, August 22, 2016. REUTERS/Iqro Rinaldi


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaksanakan evaluasi minor dan mayor terhadap sejumlah indeks, termasuk LQ45. Periode efektif evaluasi ini berlangsung mulai tanggal 1 November - 31 Januari 2023.

Indeks IDX30, LQ45, IDX80, Kompas100, dan PEFINDO25 mendapatkan evaluasi minor. Sementara Indeks BISNIS-27, MNC36, dan SMInfra18 mendapatkan evaluasi mayor.

Sejumlah saham di LQ45 mengalami perubahan bobot dalam perhitungan indeks. Total saham yang mengalami perubahan bobot ada 19 saham di LQ45.

Di indeks LQ45, ANTM, TOWR, INCO, EXCL, dan BBRI tercatat mengalami kenaikan jumlah saham dalam perhitungan indeks.

Baca Juga: Return Unitlink Masih Merosot, Infovesta Sebut Market Kurang Bertaji

BBRI misalnya, sebelumnya hanya memiliki jumlah saham terhitung sebanyak 49,9 miliar saham dengan bobot 14,29% terhadap indeks. Seusai evaluasi minor, jumlah saham BBRI menjadi 52,4 miliar saham dengan bobot 15% terhadap indeks.

Sementara, BBCA, ADRO, MEDC, EMTK, dan BBNI mengalami pengurangan bobot dalam perhitungan indeks.

 

BBCA sebelumnya memiliki jumlah saham 30,7 miliar saham dengan bobot 15,55% terhadap indeks. Seusai evaluasi minor, jumlah saham BBCA tinggal 29,6 miliar saham atau 15% bobotnya terhadap indeks.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, rebalancing minor terhadap beberapa indeks berdampak pada kinerja indeks tersebut. “Dampaknya akan sesuai dengan perubahan komposisi dan bobot saham-saham penghuninya,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (26/10).

Baca Juga: IHSG Berpotensi Bergerak Mixed, Saham-saham Berikut ini Layak Dilirik, Selasa (19/9)

Rebalancing minor ini juga akan mempengaruhi bobot indeks tersebut terhadap Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebab, IHSG merupakan agregat dari semua saham yang tercatat di BEI.  “Misalnya, bobot LQ45 terhadap IHSG naik dari 59,97% menjadi 60,29%, sedangkan bobot IDX30 turun dari 51,35% menjadi 51,17%,” paparnya.

Untuk rebalancing mayor yang terjadi ke Indeks BISNIS-27, MNC36, dan SMInfra18, dampaknya akan terjadi terhadap kinerja indeks tersebut sesuai dengan perubahan kriteria dan metodologi yang digunakan oleh BEI. 

Evaluasi untuk beberapa emiten ini terjadi karena BEI ingin meningkatkan kualitas dan representasi indeks tersebut sebagai acuan investasi. 

Misalnya, untuk SM Infra, BEI mengubah kriteria likuiditas saham dari rata-rata nilai transaksi harian menjadi rata-rata frekuensi transaksi harian. 

Hal ini bertujuan untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh adanya transaksi besar-besaran yang jarang terjadi. 

Selain itu, BEI juga menambahkan kriteria kapitalisasi pasar minimum sebesar Rp 500 miliar untuk memastikan bahwa saham-saham penghuni indeks memiliki ukuran yang cukup besar. 

“Dengan demikian, beberapa emiten, seperti SMDR, harus digantikan oleh emiten baru seperti ADHI yang memenuhi kriteria baru tersebut,” paparnya.

Baca Juga: Menimbang Saham BUMN Unggulan

Sentimen rebalancing minor dan mayor terhadap saham-saham lain penghuni indeksnya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar. 

Secara umum, rebalancing dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham yang masuk ke dalam indeks, karena akan menarik minat investor yang mengikuti indeks tersebut. 

Sebaliknya, rebalancing dapat memberikan sentimen negatif bagi saham-saham yang keluar dari indeks karena akan mengurangi eksposur dan likuiditasnya di pasar. 

“Namun, sentimen ini tidak selalu berlangsung lama, karena saham-saham tersebut masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental dan teknikal lainnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, HPAM pun menyusun kembali portofolio investasi tergantung pada tujuan dan profil risiko masing-masing nasabah. 

Baca Juga: Membandingkan Berbagai Metode Dalam Berinvestasi Saham

Secara umum, HPAM akan menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan perubahan indeks yang menjadi acuan produk-produk reksa dana HPAM. 

Misalnya, untuk produk reksadana HPAM LQ45 Index Fund yang mengacu pada indeks LQ45, HPAM akan melakukan penyesuaian portofolio dengan membeli saham GGRM dan MAPI serta menjual saham JPFA dan TINS. 

“Namun, HPAM juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti valuasi, prospek bisnis, dan kinerja historis saham-saham tersebut sebelum melakukan transaksi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×