CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi


Kamis, 26 Oktober 2023 / 18:06 WIB
Rebalancing Indeks, Begini Strategi dari Manajemen Investasi
ILUSTRASI. An employee walks in front of an electronic board at the Indonesia Stock Exchange (IDX) in Jakarta, August 22, 2016. REUTERS/Iqro Rinaldi


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Misalnya, untuk SM Infra, BEI mengubah kriteria likuiditas saham dari rata-rata nilai transaksi harian menjadi rata-rata frekuensi transaksi harian. 

Hal ini bertujuan untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh adanya transaksi besar-besaran yang jarang terjadi. 

Selain itu, BEI juga menambahkan kriteria kapitalisasi pasar minimum sebesar Rp 500 miliar untuk memastikan bahwa saham-saham penghuni indeks memiliki ukuran yang cukup besar. 

“Dengan demikian, beberapa emiten, seperti SMDR, harus digantikan oleh emiten baru seperti ADHI yang memenuhi kriteria baru tersebut,” paparnya.

Baca Juga: Menimbang Saham BUMN Unggulan

Sentimen rebalancing minor dan mayor terhadap saham-saham lain penghuni indeksnya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar. 

Secara umum, rebalancing dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham yang masuk ke dalam indeks, karena akan menarik minat investor yang mengikuti indeks tersebut. 

Sebaliknya, rebalancing dapat memberikan sentimen negatif bagi saham-saham yang keluar dari indeks karena akan mengurangi eksposur dan likuiditasnya di pasar. 

“Namun, sentimen ini tidak selalu berlangsung lama, karena saham-saham tersebut masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental dan teknikal lainnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, HPAM pun menyusun kembali portofolio investasi tergantung pada tujuan dan profil risiko masing-masing nasabah. 

Baca Juga: Membandingkan Berbagai Metode Dalam Berinvestasi Saham

Secara umum, HPAM akan menyesuaikan alokasi aset sesuai dengan perubahan indeks yang menjadi acuan produk-produk reksa dana HPAM. 

Misalnya, untuk produk reksadana HPAM LQ45 Index Fund yang mengacu pada indeks LQ45, HPAM akan melakukan penyesuaian portofolio dengan membeli saham GGRM dan MAPI serta menjual saham JPFA dan TINS. 

“Namun, HPAM juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti valuasi, prospek bisnis, dan kinerja historis saham-saham tersebut sebelum melakukan transaksi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×