Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya sebentar bertahan di zona hijau. Berselang beberapa lama setelah dibuka, IHSG tergerus hingga penutupan sesi I. Pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 37,78 poin atau melemah 0,82% menjadi 4.570,7.
Pada perdagangan sesi I, ada 167 saham yang turun dan 74 saham naik dan 74 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi siang mencapai 1,915 miliar saham dengan nilai Rp 1,909 triliun.
Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang menanjak. Tiga sektor dengan penurunan terdalam yakni: sektor industri dasar yang turun 1,29%, sektor infrastruktur yang turun 1,29%, dan sektor konstruksi yang turun 1,15%.
Pemodal asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 110,99 miliar. Dimas Adrianto, analis Asjaya Indosurya Securities menyarankan, pelaku pasar berhati-hati siang ini, mengingat adanya aksi dan data penting yang dirilis malam besok.
"Pertemuan FOMC dijadwalkan malam nanti, data indeks manufaktur China akan dirilis besok pagi sedangkan dari dalam negeri BPS akan merilis data inflasi dan neraca perdagangan besok siang," kata Dimas, Rabu (31/7).
Sementara itu, keputusan mengenai kapan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve terkait stimulus akan menjadi perhatian investor global. Dari China, sentimen negated datang dari perlambatan perekonomian China.
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri terjadi dari angka inflasi yang akan diumumkan besok. Banyak proyeksi menyebutkan, inflasi Juni naik tinggi. Selain itu, ada proyeksi terjadinya defisit perdagangan yang membuat nilai tukar rupiah melemah.
Tingginya inflasi dan lemahnya nilai tukar rupiah diperkirakan akan mendorong Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) pada tanggal 15 Agustus 2013 nanti. "Kami ingatkan, bahwa beberapa hari lagi libur panjang. Sesi II ini, pergerakan IHSG kami perkirakan cenderung melemah dan akan tetap berada di zona merah," ujar Dimas.
Dimas memperkirakan, IHSG akan berada pada rentang support 4.530 dan resisten di 4.650. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, Dimas menyarankan investor untuk lebih mencermati saham-saham yang telah merilis laporan keuangan dengan kinerja bagus.
Senada dengan Dimas, analis MNC Securities Reza Nugraha bilang, investor cenderung wait and see dan melakukan aktivitas profit taking melihat sentimen yang ada. Selain itu, nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp 10.300 per dollar Amerika Serikat memberikan ketidaknyamanan bagi emiten.
"Hal ini juga mengkhawatirkan bagi investor. Karena itu, dengan keluarnya laporan keuangan emiten, investor melakukan sell on news," kata Reza.
Sementara itu, investor di regional masih menunggu data PMI dari China dan dari global termasuk menunggu hasil pertemuan The Fed. Reza memperkirakan, IHSG sesi II akan melemah, dengan kisaran support di level 4.540 dan resisten di 4.620
Untuk saham yang secara teknikal dapat diperhatikan, Reza merekomendasikan diantaranya saham SMGR dan AISA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News