kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.968.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.296   -38,00   -0,23%
  • IDX 7.118   -48,47   -0,68%
  • KOMPAS100 1.035   -9,01   -0,86%
  • LQ45 795   -6,82   -0,85%
  • ISSI 230   -1,51   -0,65%
  • IDX30 414   -1,63   -0,39%
  • IDXHIDIV20 485   -0,53   -0,11%
  • IDX80 116   -0,98   -0,84%
  • IDXV30 119   0,20   0,16%
  • IDXQ30 133   -0,23   -0,17%

Raihan Kontrak Baru BUMN Karya Masih Rendah per Mei 2025, Berikut Rekomendasi Analis


Senin, 16 Juni 2025 / 21:24 WIB
Raihan Kontrak Baru BUMN Karya Masih Rendah per Mei 2025, Berikut Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Proyek pembangunan infrastruktur gedung di Jakarta (22/2/2025). Sejumlah emiten BUMN Karya masih mencatatkan perolehan kontrak baru yang rendah hingga Mei 2025. Raihan kontrak barunya masih jauh dari target yang ditetapkan di tahun ini. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten BUMN Karya masih mencatatkan perolehan kontrak baru yang rendah hingga Mei 2025. Raihan kontrak barunya masih jauh dari target yang ditetapkan di tahun ini.

Kinerja paling menggembirakan dicatatkan oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dengan perolehan kontrak baru per Mei sebesar Rp 7,65 triliun atau sekitar 26,9% dari target tahun ini. Kemudian diikuti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan membukukan Rp 3,37 triliun. Berikutnya ada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dengan kontrak baru sebesar Rp 2,6 triliun.

Sementara itu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), hingga Mei baru meraup kontrak baru sebesar Rp 1,2 triliiun atau 2,68% dari target Rp 44,7 triliun dan anak usaha WIKA yaitu PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE) mendapatkan kontrak baru Rp 100 miliar atau setara dengan 2,79% dari target Rp 3,58 triliun.

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai capaian kontrak baru BUMN Karya hingga Mei 2025 justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh belum jelasnya arah kebijakan pemerintah terkait kelanjutan pembangunan infrastruktur di tahun ini

“Peluang BUMN Karya untuk mencapai target NKB tahun 2025 cukup menantang dan berpotensi sulit terpenuhi, kecuali ada akselerasi signifikan dalam perolehan kontrak di sisa tahun ini,” ujar Sukarno kepada Kontan, Senin (16/6).

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Bukukan Kontrak Baru Rp 3,37 Triliun hingga Mei 2025

Di sisi lain, kontribusi anak usaha seperti WEGE, WTON, WSBP, dan ADCP dinilai belum cukup dominan. Sukarno menjelaskan bahwa performa anak-anak usaha BUMN Karya saat ini cukup bervariasi sehingga sulit untuk disimpulkan memberikan kontribusi besar secara menyeluruh terhadap induk usaha.

Sementara itu, proses restrukturisasi utang yang dijalankan BUMN Karya seperti WIKA, WSKT, hingga anak usahanya dinilai memberi ruang napas dalam jangka pendek. Proses ini telah membantu berhasil menurunkan utang atau liabilitas di kuartal I 2025.

“Restrukturisasi utang sebagai obat jangka pendek, namun belum sepenuhnya mengubah arah fundamental keuangan mereka secara signifikan dalam semester I tahun ini,” jelasnya.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Raih Nilai Kontrak Baru Rp 1,2 Triliun per Mei 2025

Adapun potensi risiko pembiayaan di semester II 2025 masih terbuka lebar. Sukarno menyebut tekanan masih berasal dari likuiditas yang ketat, belum pulihnya arus kas, serta beban utang yang masih tinggi.

Secara sentimen, kinerja BUMN Karya bisa ditopang oleh kelanjutan proyek strategis nasional (PSN), dorongan proyek IKN, serta sinergi antar-BUMN dan upaya efisiensi. 

Namun di sisi lain, ketidakjelasan kebijakan infrastruktur, beban utang, penurunan laba, masalah likuiditas, dan risiko perlambatan ekonomi bisa menjadi sentimen negatif.

Dari sisi saham, Sukarno merekomendasikan hold untuk saham ADHI dan PTPP. Ia memberi target harga ADHI di kisaran Rp 286 - Rp 300 dengan support pada level Rp 252 dan Rp 246. Sementara itu, target harga PTPP dipatok di Rp 470 - Rp 500 dengan support di Rp 436 dan Rp 424.

“Untuk strategi jangka pendek, belum ada sinyal beli yang kuat. Investor sebaiknya wait and see terlebih dahulu,” tutup Sukarno.

Selanjutnya: Ditopang Penyesuaian Tarif, Begini Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)

Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×