kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Adhi Karya (ADHI) Bukukan Nilai Kontrak Baru Rp 2 Triliun per Kuartal I 2025


Minggu, 20 April 2025 / 13:16 WIB
Adhi Karya (ADHI) Bukukan Nilai Kontrak Baru Rp 2 Triliun per Kuartal I 2025
ILUSTRASI. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan nilai kontrak baru Rp 2 triliun per kuartal I 2025.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan nilai kontrak baru Rp 2 triliun per kuartal I 2025.

“Nilai kontrak ADHI sampai Maret 2025 terdiri dari proyek-proyek gedung, energi & industrial, dan proyek infrastruktur lainnya,” ujar Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta kepada Kontan, Rabu (16/4).

Rozi mengungkapkan, ADHI juga menyambut baik terkait batalnya pemblokiran anggaran untuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tahun ini. Anggaran proyek IKN yang tidak jadi diblokir dianggap bisa memberikan efek positif bagi perseroan.

Sebelumnya, anggaran untuk proyek IKN sempat yang terdampak program efisiensi anggaran. Namun, pemblokiran itu sudah dibuka kembali usai mendapatkan persetujuan dari Komisi V DPR RI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Saat ini ADHI sedang mengerjakan beberapa proyek IKN, antara lain Tol 3A IKN, Rusun BIN Polri, Jalan Tol IKN Seksi 1B, dan Jalan Bebas Hambatan Seksi 6A,” katanya.

Baca Juga: Gabung Danantara, Sebanyak 5,40 Miliar Saham Adhi Karya (ADHI) Dialihkan ke BKI

Lebih lanjut, ADHI mengaku tak khawatir dengan dinamika global, seperti pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan adanya kebijakan tarif resiprokal pemerintah AS.

Menurut Rozi, hal itu lantaran ADHI tidak memiliki eksposure secara langsung terhadap peningkatan nilai tukar dolar AS.

“Mayoritas transaksi pemberian jasa dan instrument pendanaan dilakukan melalui mata uang rupiah,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×