kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

PTPP Targetkan Divestasi Rp 3,06 Triliun pada Akhir 2025, Ini Rekomendasi Analis


Jumat, 19 September 2025 / 17:36 WIB
PTPP Targetkan Divestasi Rp 3,06 Triliun pada Akhir 2025, Ini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Proyek pembangunan Tol Semarang–Demak Seksi 1B yang dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menunjukkan progres positif. Dengan progres porsi PTPP yang telah mencapai 52,473%.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) tengah berupaya melepas anak usahanya demi meringankan beban utang.

Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP I Gede Upeksa Negara mengatakan, target divestasi di tahun 2025 sebesar Rp 3,06 triliun. Untuk memenuhi angka tersebut, ada beberapa anak usaha yang akan dilepas oleh PTPP.

Pertama, PT Celebes Railway Indonesia (CRI). Kata Upeksa, proses divestasi CRI sudah memasuki tahap final. PTPP pun sudah menerima final planning offer (FPO) dari tiga calon investor.  Tiga FPO itu tengah dievaluasi oleh PTPP. 

“Harapannya bulan depan sudah kami kerucutkan untuk preferred bidder, sehingga pada tahun ini kami bisa selesaikan proses divestasi di Celebes Railway,” ujarnya dalam Public Expose virtual PTPP, Rabu (17/9/2025).

Kedua, PT PP Infrastruktur (PPIN). Proses divestasi anak usaha PTPP yang bergerak di bidang sistem penyediaan air minum (SPAM) ini sudah dilirik dua investor nasional dan satu asing. “Kepemilikan kami di sini sebesar 99,2%,” ujar Upeksa.

Ketiga, PT Centurion Perkasa Iman yang mengelola hotel di Surabaya. PTPP punya kepemilikan di perusahaan itu sebesar 67,8%.

Keempat, PT PP Semarang Demak. PTPP menargetkan akan melakukan rights issue 46% dari 75% kepemilikan perseroan di anak usaha jalan tolnya itu. “Setelah beroperasinya seksi I tahun 2027, baru akan kami lakukan divestasi,” ungkapnya.

Baca Juga: PTPP Targetkan Divestasi Rp 3,06 Triliun pada Akhir 2025, Begini Detailnya

Di sisi lain, PTPP mengaku tengah bersiap untuk melakukan merger BUMN Karya yang digagas oleh pemerintah.

Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad mengatakan, progres merger tengah dalam proses kajian, yang mana seluruh BUMN Karya melakukan evaluasi bersama dengan konsultan-konsultan terkait. 

“Tentunya semua ini kami proses bersama dengan Danantara,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, jika divestasi itu bisa terealisasi, tentu bisa memperkuat arus kas.

Melansir laporan keuangan per semester I 2025, jumlah liabilitas PTPP sebesar Rp 40,22 triliun di akhir Juni 2025, turun dari Rp 41,33 triliun di akhir Desember 2024. Sementara, jumlah ekuitas tercatat Rp 15,31 triliun di semester I 2025, turun dari Rp 56,58 triliun di akhir tahun 2024. 

PTPP memiliki kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp 2,54 triliun di akhir Juni 2025, terkoreksi dari Rp 4,32 triliun di periode sama tahun lalu.

“Di sisi lain, pergantian Menteri BUMN serta isu pengambilalihan kendali oleh Danantara memberi sentimen ketidakpastian, namun sekaligus peluang jika berujung pada efisiensi dan konsolidasi BUMN Karya,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).

Merger BUMN Karya sendiri berpotensi memperbaiki daya saing dan efisiensi, meski jangka pendek bisa menekan margin karena proses restrukturisasi. 

Baca Juga: PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 15,28 Triliun per Agustus 2025

Prospek dan Rekomendasi

PTPP sendiri sebenarnya sempat tersandung masalah gugatan pailit. Namun, Direktur Manajemen Risiko dan Legal PTPP, Tommy Wiranata Anwar bilang, perusahaan yang menggugat PTPP mencabut permohonan pailit sebelum sidang perdana digelar.

Kata Tommy, sidang perdana gugatan tersebut seharusnya digelar pada Senin (15/9) lalu di Pengadilan Negeri (PN) Niaga Jakarta Pusat.

"Sidang pertama diagendakan pada hari Senin, namun pemohon sudah mengajukan permohonan pencabutan dan telah diterima Majelis (Hakim PN Jakpus)," ujarnya dalam Public Expose virtual PTPP, Rabu (17/9). Dengan pencabutan tersebut, gugatan pailit resmi berakhir dan tak berlanjut ke tahap pembuktian.

Sukarno melihat, dicabutnya gugatan pailit terhadap PTPP itu meredakan kekhawatiran investor. Di sisi lain, diversifikasi bisnis PTPP ke sektor pertambangan juga menjanjikan margin lebih tinggi.

“Namun dampaknya belum instan terealisasi pada tahun 2025,” ungkapnya.

Hingga Agustus 2025, PTPP telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 15,28 triliun atau sudah mencapai 53,6% dari target.

“Dengan katalis tambahan dari perolehan kontrak agustus meningkat dibandingkan Juli, kinerja PTPP berpeluang lebih baik dibanding semester I meski tantangan masih besar dari sisi utang, arus kas, dan ketergantungan pada APBN,” katanya.

Per 19 September, saham PTPP sudah naik 22,62% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Pergerakan saham PTPP lebih didorong sentimen proyek IKN dan restrukturisasi, ketimbang kinerja fundamental secara keseluruhan. 

Valuasi di harga saat ini diperdagangkan di price to book value (PBV) sebesar 0,21x, atau tergolong undervalued. 

Sukarno pun merekomendasikan beli untuk PTPP dengan target harga Rp 500 per saham. 

Baca Juga: PTPP Percepat Pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 1B Segmen Bandara Sepinggan-Tol Balsam

Secara teknikal, jika harga tidak bergerak di bawah level support di Rp 386 per saham lagi, harga berpotensi melanjutkan penguatan menuju level Rp 500 per saham. “Jika break di level Rp 500 per saham, ada peluang besar bisa menuju level Rp 600 per saham,” katanya.

Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, kenaikan saham PTPP lebih karena adanya kepastian keberlanjutan proyek infrastruktur, meskipun masih bukan sebagai program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Tapi, program pembangunan IKN dan proyek strategis nasional (PSN) lain masih berlanjut,” katanya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).

Menurut Nafan, kinerja PTPP per semester I sebenarnya masih di bawah ekspektasi. Ini lantaran operating expenses (opex) yang masih tinggi dan menekan laba PTPP.

“Harapannya, diversifikasi bisnis ke proyek pertambangan bisa memberikan manfaat, khususnya dalam meningkatkan raihan kontrak baru,” tuturnya.

Nafan pun merekomendasikan hold untuk PTPP dengan target harga Rp 400 per saham.

Baca Juga: PTPP Tengah Bersiap Terkait Proses Merger BUMN Karya

Selanjutnya: Istana Sebut Peleburan Kementerian BUMN ke Danantara Masih Dalam Kajian

Menarik Dibaca: 3 Zodiak Merugi dalam Keuangan & Karier, Simak Ramalan Besok Sabtu 20 September 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×