Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergerak di sektor industri kimia mengalami tekanan dari sisi kinerja keuangan. Tantangan berat tampaknya masih harus dihadapi sejumlah emiten di sektor ini pada 2025.
Salah satu emiten produsen petrokimia PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengalami penurunan pendapatan 17,4% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 1,79 miliar pada akhir 2024.
Bersamaan dengan itu, rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TPIA membengkak 105,96% yoy menjadi US$ 69,16 juta.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Tebar Dividen Interim, Cermati Rekomendasi Analis
Kinerja negatif TPIA disebabkan oleh pemeliharaan terjadwal atau Turnaround Maintenance (TAM) di kompleks petrokimia perusahaan yang disertai oleh gangguan kondisi pasokan dan permintaan global.
Kendati begitu, Direktur TPIA Suryandi menegaskan, pihaknya masih bisa mempertahankan posisi keuangan yang kuat berkat likuiditas solid sebesar US$ 2,4 miliar per 31 Desember 2024.
"Fondasi yang kokoh ini memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/3).
Sementara itu, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga mengalami penurunan pendapatan 7,98% yoy menjadi Rp 38,73 triliun pada 2024. Laba bersih AKRA juga terkikis 19,78% yoy menjadi Rp 2,23 triliun pada tahun lalu.
Baca Juga: Strategi Sejumlah Emiten Dongkrak Bisnis Non Batubara dan Rekomendasi Analis
Manajemen AKRA menyebut, penurunan kinerja ini dipicu oleh normalisasi harga jual rata-rata, gangguan terkait cuaca di sektor pertambangan, dan kondisi ekonomi makro. Padahal, pihak AKRA mengklaim volume penjualan kimia dan minyak bumi perusahaan tetap stabil.
Direktur Utama AKRA Haryanto Adikoesoemo bilang, pihaknya menargetkan laba bersih sekitar Rp 2,4 triliun - Rp 2,6 triliun pada 2025. AKRA juga membidik penjualan lahan seluas 100 ha di JIIPE pada tahun ini.