kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Kinerja Summarecon Ditopang Tren Pemangkasan Suku Bunga, Ini Rekomendasi Analis


Kamis, 28 Agustus 2025 / 05:00 WIB
Kinerja Summarecon Ditopang Tren Pemangkasan Suku Bunga, Ini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Suasana di bundaran perumahan Summarecon Crown Gading, Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/110/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/11/2024. Summarecon Agung (SMRA) diperkirakan masih terus tumbuh hingga akhir tahun 2025. Cek rekomendasi analis berikut ini.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diperkirakan masih terus tumbuh hingga akhir tahun 2025. Pemangkasan suku bunga acuan menjadi salah satu katalisnya.

Adapun SMRA meraih pendapatan pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 3,1 triliun hingga pertengahan Agustus 2025, menurut catatan Kontan. Adapun capaian ini sudah sekitar 60% dari target marketing sales SMRA di Rp 5 triliun hingga akhir tahun.

Research Analyst Henan Sekuritas, Tristan Elfan Zulvanian mencermati, SMRA menunjukkan kinerja penjualan yang solid di tengah melemahnya daya beli masyarakat.

“Kinerja SMRA didukung oleh strategi diversifikasi peluncuran produk meliputi rumah tapak dan ruko,” katanya kepada Kontan, Rabu (27/8/2025).

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit dan Farmasi Terdampak Kenaikan Iuran BPJS, Cek Rekomendasi Analis

Menurut Tristan, turunnya suku bunga acuan ke level 5,00% turut menjadi katalis positif bagi perseroan. “Pasalnya, menurunnya bunga KPR membuat konsumer tertarik untuk mengambil KPR,” imbuhnya.

Meski begitu, investor perlu mencermati bahwa dampak positif dari penurunan suku bunga terhadap emiten properti bersifat laggard (efeknya tertunda). “Serta, membutuhkan waktu untuk tercatat pada kinerja pendapatan SMRA,” lanjut Tristan.

Adapun secara teknikal, Tristan mencermati SMRA saat ini membentuk pola double bottom, yaitu salah satu pola reversal yang kerap menjadi sinyal perubahan arah tren. 

“Meski saat ini masih berada dalam fase downtrend, peluang reversal cukup besar jika harga mampu bertahan di area support baru,” ujarnya.

Oleh karena itu, Tristan melihat investor bisa menambahkan SMRA di level entri Rp 454 – Rp 464, dengan target harga Rp 488 – Rp 490 per saham. Adapun stoploss di level Rp 446 – Rp 448.

“Jika level support ini terjaga, SMRA berpotensi membalikkan arah tren menjadi uptrend dan membuka ruang kenaikan lebih lanjut,” pungkas Tristan.

Baca Juga: SMRA Divestasi Lahan di Bali untuk Perkuat Kinerja, Cermati Rekomendasi Analis

Selanjutnya: Wall Street Reli: S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi Lagi

Menarik Dibaca: IHSG Masih Berpotensi Menguat, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (28/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×