kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek PLTU milik Adaro Energy (ADRO) belum terdampak corona


Selasa, 14 April 2020 / 20:41 WIB
Proyek PLTU milik Adaro Energy (ADRO) belum terdampak corona
ILUSTRASI. Truk membawa batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10). PLTU Bhimasena Power telah mencapai 91,8% per akhir Desember 2019.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo baru saja menetapkan Covid-19 sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020. Ini artinya, segala bisnis yang berhubungan dengan proyek pemerintah berpotensi terkena kondisi force majeure, termasuk proyek kelistrikan.

Meski demikian, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. PLTU dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) telah mencapai 91,8% per akhir Desember 2019.

ADRO menargetkan pengerjaan proyek bakal rampung pada tahun ini. “Dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan penularan wabah Covid-19, sampai hari ini pembangunan PLTU Batang masih berlangsung normal," ujar Head of Corporate Communications Adaro Energy, Febriati Nadira kepada Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Baca Juga: Emiten Batubara Indika (INDY) dan Adaro (ADRO) Masih Nyaman Soal Kurs Rupiah

Febriati mengatakan, guna mencegah risiko penyebaran virus corona terhadap kelangsungan proyek, BPI berkoordinasi secara intensif dengan kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC) sebagai pelaksana di lapangan.

Febriati juga memastikan PLTU lain kepunyaan ADRO, seperti PLTU Tanjung Power Indonesia (TPI) dan PLTU Makmur Wisesa Sejahtera (MSW) di Tanjung, Kalimantan Selatan, masih beroperasi secara normal.

Namun, TPI dan MSW juga mempersiapkan crisis management plan apabila kondisi krisis terjadi sebagai langkap antisipasi.

Untuk diketahui, PLTU MSW memiliki kapasitas 2x30 MW yang telah beroperasi sejak 2013. PLTU TPI memiliki kapasitas 2x100 MW yang telah beroperasi komersial sejak akhir 2019.

Baca Juga: Walau rupiah melemah, Adaro Energy (ADRO) tak melakukan hedging eksposur valas

PLTU Batang dikelola oleh PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang merupakan perusahaan konsorsium antara Adaro Power, Electric Power Development Co. Ltd, dan Itochu Corporation. Meski tidak menyebutkan lebih detail, Febri mengatakan keberadaan PLTU Batang bakal berdampak positif bagi laba ADRO ke depan.

Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri merekomendasikan beli (buy) saham ADRO dengan target harga Rp 1.800 per saham. Selasa (14/4), harga saham ADRO naik 3,85% ke Rp 1.080 per saham.

Salah satu pertimbangan rekomendasi ini adalah Adaro getol mendiversifikasi usaha. “Karena diversifikasi bisnisnya dan kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis nonpertambangan batubara melalui investasi dalam bisnis kelistrikan,” tulis Stefanus dalam riset, bulan lalu.

Baca Juga: Meski Corona (Covid-19) Mewabah, PLTU ADRO Tetap Jalan Sesuai Target

Selain itu, adanya tambahan produksi dari bisnis batubara kokas juga membuat Stefanus merekomendasikan beli saham ADRO. Asal tahu, ADRO memiliki entitas usaha yakni Kestrel Coal Mine (Kestrel) yang berfokus pada produksi coking coal (kokas) dengan menyasar klien perusahaan baja.

Total penjualan batubara Kestrel sepanjang 2019 mencapai 6,55 juta ton. Tahun ini, ADRO menargetkan volume produksi yang dapat dijual Kestrel diperkirakan akan mencapai 7,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×