Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya harga komoditas utama PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yaitu gandum dan gula diprediksi tidak signifikan menaikkan harga bahan baku. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, perang di Timur Tengah memang bisa menjadi ancaman terhadap harga komoditas gandum.
"Tetapi saat ini gandum sedang mengalami kelebihan pasokan sehingga harga gandum melemah, jadi tidak semata dapat menaikkan harga bahan baku tetapi memang harus diperhatikan lebih lanjut dari sentimen-sentimen yang ada," kata Azis kepada Kontan.co.id, Jumat (2/2).
Adapun saat ini emiten konsumer masih ditopang oleh momentum pemilihan umum (pemilu) dan momentum Ramadan, momentum tersebut diharapkan bisa mendorong dari sisi penjualan emiten konsumer.
"Selain itu, dampak dari turunnya rupiah juga dinilai bisa membuat kenaikan beban keuangan, meskipun saat ini pergerakannya masih cenderung stabil dan diperkirakan kenaikan beban keuangan tidak begitu tinggi," lanjut dia.
Baca Juga: CGS CIMB Sekuritas Turunkan Rating Sektor Migas Jadi Netral dari Overweight
Dalam riset 31 Januari 2024, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri memprediksi bahwa penjualan MYOR pada kuartal IV-2023 akan menghasilkan pertumbuhan yang positif.
Per 30 September 2023, Mayora Indah mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun. Angka ini naik 87% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,08 triliun. Adapun Putu memprediksi laba bersih MYOR pada setahun penuh 2023 akan mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 2,9 triliun.
"Manajemen juga menunjukkan sikap optimistis terhadap kinerjanya di setahun penuh 2024 ini dengan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% secara year on year (YoY)," kata Putu, Rabu (31/1).
Putu mengindikasikan bahwa komoditas utama Mayora Indah, seperti gandum dan gula sedang menunjukkan tren penurunan karena pasokan yang berlebih. Namun, ia juga mencatat adanya potensi kenaikan harga gandum yang disebabkan oleh geopolitik di Timur Tengah dan di Laut Merah.
"Lalu terdapat pula kenaikan harga kopi dan kakao yang disebabkan oleh kekhawatiran terhadap cuaca El-Nino yang dapat melemahkan produksi global," katanya.
Meskipun harga komoditas selektif meningkat secara year to date (YTD), Putu masih memperkirakan adanya sedikit peningkatan pada margin kotor menjadi 26,9% pada setahun penuh 2024, karena situasi harga yang lebih tinggi itu nampaknya hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Kinerja Mayora Indah (MYOR) Diprediksi Tumbuh Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Sementara itu, produk baru terbaru yang diluncurkan MYOR seperti Dark Wonder dan Roma Lavita menjadi salah satu daya tarik yang positif, meskipun ketersediaan produknya masih terbatas.
Alhasil, Putu masih merekomendasikan buy pada saham MYOR dengan target harga Rp 3.300 per saham, ia menilai prospek MYOR akan membaik pada setahun penuh 2024 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News