Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CGS CIMB Sekuritas menurunkan rating sektor minyak dan gas (migas) menjadi neutral dari overweight. Ini sejalan dengan ekspektasi terhadap harga minyak yang flat dan menurunnya pertumbuhan laba bersih inti sektor migas pada tahun 2024.
Analis CGS CIMB Sekuritas Bob Setiadi mengungkapkan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan akan mempertahankan kohesi dalam melakukan pemangkasan produksi secara sukarela sebesar 2.2 juta barel per hari di semester I-2024.
Bob menjelaskan, seiring dengan pertumbuhan produksi yang datar dari para produsen shale gas Amerika Serikat (AS), pertumbuhan produksi minyak global diperkirakan akan turun menjadi 1,3 juta barel per hari pada 2024, dibandingkan 2,2 juta barel per hari di tahun 2023.
Di samping itu, pemerintah AS diyakini akan terus menggunakan Cadangan Minyak Strategis (SPR)-nya untuk mengimbangi keputusan OPEC+ dengan menetapkan batas harga pembelian minyak WTI sebesar US$79 per barel.
Baca Juga: Tersulut Fluktuasi Harga Minyak, Cermati Rekomendasi Saham AKRA, MEDC, PGAS dan RAJA
Dengan menggunakan proyeksi International Monetary Fund (IMF), CGS CIMB menghitung bahwa 20 negara konsumen minyak terbesar, yang mencakup sekitar 76% dari konsumsi minyak dunia, akan mencatat pertumbuhan PDB rata-rata tertimbang sebesar 2.55% pada tahun 2024 dibandingkan 2,86% pada 2023 dan 3,09% pada 2022.
Sementara itu, IMF memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) global akan bertumbuh tumbuh 3% pada tahun 2024, lebih rendah dari pertumbuhan PDB global (tidak termasuk tahun-tahun resesi) sebesar 3,4% selama tahun 1990-2023.
Oleh karena itu, Bob menuturkan, CGS CIMB Sekuritas memperkirakan penambahan konsumsi minyak dunia sebesar 1,1 juta barel per hari atau bertumbuh 1,1% YoY di tahun 2024. Ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 1,8% selama periode 1990 – 2023.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan harga minyak Brent akan mencapai rata-rata harga US$ 78 per barel, US$ 73 per barel, dan US$ 80 per barel pada tahun 2024,2025,2026 dibandingkan US$ 82 per barel di tahun 2023,” ungkap Bob Setiadi dalam riset 16 Januari 2024.
Bob mengatakan, sektor minyak dan gas saat ini terbebani oleh penurunan harga saham PGAS sebesar 37% selama 1 tahun terakhir. Oleh karena itu, investor diperkirakan telah memperhitungkan ekspektasi harga minyak yang flat untuk 12 bulan ke depan.
CGS CIMB memperkirakan laba bersih inti sektor migas akan sedikit menurun pada 2024 karena pendapatan sektor yang turun dengan asumsi harga minyak yang lebih rendah.
Meskipun demikian, perusahaan migas di bawah naungan CGS CIMB diperkirakan akan menghasilkan arus kas sehat pada tahun ini yang diperkirakan dapat mengarah pada pengurangan utang dan/atau pembayaran dividen yang lebih tinggi.
Baca Juga: Saham Grup Barito Jadi Pemberat IHSG, Saatnya Beralih ke Saham Bluechip Konvensional?
Untuk tiga perusahaan dalam coverage CGS CIMB Sekuritas, rata-rata kenaikan target harga sebesar 13%, relatif sejalan dengan kenaikan IHSG sebesar 9% pada 2024. Terdapat alasan spesifik bagi perusahaan tersebut yang dinilai dapat mendorong harga saham di 2024.
CGS CIMB Sekuritas menyarankan add untuk MEDC karena memperkirakan laba bersih yang lebih tinggi pasca akuisisi blok Oman dan pemulihan produksi untuk aset pertambangannya.
AKRA disukai karena potensi kenaikan dari layanan utilitas di kawasan industri. Sementara itu, rating PGAS diturunkan menjadi hold dari sebelumnya add karena ekspektasi terhadap distribusi dan volume gas yang lebih rendah.