kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   0,00   0,00%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Prospek Bagus, Analis Saran Beli Saham Blue Chip Telekomunikasi yang Turun Harga


Kamis, 26 Oktober 2023 / 07:44 WIB
Prospek Bagus, Analis Saran Beli Saham Blue Chip Telekomunikasi yang Turun Harga
ILUSTRASI. Prospek Bagus, Analis Saran Beli Saham Blue Chip Telekomunikasi yang Turun Harga


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dalam tren melemah hingga Oktober 2023. Analis melihat hal itu sebagai kesempatan bagus untuk mulai mengoleksi saham TOWR.

Harga saham TOWR pada perdagangan Rabu 25 Oktober 2023 ditutup di level 875 turun 25 poin dibandingkan 2,78%. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham TOWR terakumulasi melemah 30 poin atau 3,31%.

Harga saham TOWR kali ini sudah melemah cukup dalam dibandingkan pencapaian tertinggi pada awal tahun 2023. Pada awal tahun 2023, harga saham TOWR berada di level 1.175.

 

Saham TOWR adalah salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di BEI, saham blue chip dikelompokkan dalam indeks LQ45. Saham TOWR salah satu anggota indeks LQ45 periode Agustus 2023-Februari 2024.

Dengan pelemahan harga itu, sejumlah analis rekomendasi investor beli saham blue chip TOWR. Salah satu rekomendasi beli saham TOWR disampaikan Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas

Sukarno merekomendasikan buy on weakness di area support kuatnya. Support terdekat saham TOWR berada di Rp 820-Rp 850 per saham. 

Baca Juga: Setelah Melorot, Harga Saham Blue Chip Bank Ini Mulai Bangkit, Apakah Saatnya Beli?

Sukarno melihat TOWR punya prospek yang positif ke depannya, terutama menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Momentum Pemilu berpotensi meningkatkan penggunaan data serta permintaan layanan 4G dan 5G. Untuk mengantisipasi hal tersebut, operator telekomunikasi membutuhkan infrastruktur yang kuat, termasuk menara telekomunikasi untuk mendukung jaringan mereka. 

Hal ini berpotensi meningkatkan penyewaan menara serta fiber optic yang pada akhirnya akan mengerek pendapatan TOWR sebagai salah satu emiten dengan aset terbesar di Indonesia. Di sisi lain, tingginya tingkat suku bunga saat ini dinilai berdampak negatif terhadap laba bersih TOWR. 

"Kondisi kenaikan suku bunga akan membuat sisi buttom line-nya tergerus," ucap Sukarno saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/10). 

Sukarno memproyeksi, pendapatan TOWR di tahun 2023 dapat tumbuh antara 5,8%-8,7% year on year (yoy). Sementara laba bersih TOWR diprediksi turun sekitar 6% sampai dengan 8,5% yoy.

Sebagai gambaran, pada tahun 2022, TOWR membukukan pendapatan Rp 11,03 triliun atau meningkat 27,79% yoy dengan laba bersih Rp 3,44 triliun atau naik 0,42% yoy. Sementara pada enam bulan pertama 2023, pendapatan TOWR tercatat naik 8,65% yoy menjadi Rp 5,77 triliun dengan penurunan laba bersih 7,8% yoy menjadi Rp 1,55 triliun. 

Bernada serupa, Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan juga memprediksi, pendapatan TOWR tahun 2023 akan tumbuh single digit sebesar 5,5% yoy menjadi Rp 11,65 triliun. Namun, laba bersih TOWR memang diperkirakan bakal turun 6,4% yoy menjadi Rp 3,22 triliun karena meningkatnya biaya bunga akibat kenaikan suku bunga. 

Steven menilai, TOWR mempunyai keunggulan di bisnis fiber optic alias fiber to the tower (FTTT) dibanding pesaingnya, yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Kedua kompetitor tersebut dinilai belum terlalu mengembangkan FTTT, sedangkan TOWR sudah menggelar fiber optic sekitar lima tahun terakhir. 

Tingkat monetisasi FTTT juga sudah ditranslasikan menjadi pendapatan TOWR. Steven memprediksi, pendapatan dari bisnis FTTT dapat mencapai Rp 1,8 triliun pada 2023 atau setara 15,3% dari perkiraan total pendapatan TOWR. Jumlah pendapatan FTTT tersebut naik pesat dari tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 154 miliar atau sekitar 2,4% dari keseluruhan pendapatan. 

Perkiraan tersebut memperlihatkan proyeksi CAGR pendapatan FTTT mencapai 84,3% selama 2019-2023. Angka CAGR ini melebihi pendapatan sewa menara yang pada dasarnya merupakan bisnis inti TOWR yang hanya mencatatkan CAGR 11,2% pada 2019-2023.

Pada tiga bulan pertama 2023, TOWR mempunyai FTTT sepanjang 179.155 km dan sebanyak 162.399 km menghasilkan pendapatan. Kemudian, per Juni 2023, jumlah FTTT yang menghasilkan pendapatan meningkat menjadi 172.593 km dari total panjang peluncuran 189.888 km.

Pada kuartal III-2023, Steven mengestimasi jumlah FTTT yang menghasilkan pendapatan berpotensi meningkat sebesar 20,5% QoQ menjadi 207.946 km dari total panjang yang diluncurkan 228.784 km. 

"Hal ini didorong oleh langkah TOWR yang terus memperluas jaringan fiber optik, terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra yang memiliki permintaan penggunaan data yang signifikan," tutur Steven. 

Steven melihat, tren FTTT ke depannya akan lebih menarik bagi emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi dibanding hanya sekadar menyewakan menara. Selain mempunyai margin yang lebih unggul, permintaan FTTT akan semakin meningkat ke depannya karena operator membutuhkan membutuhkan fiber optic untuk menyambungkan antarmenara dalam rangka memperkuat jaringan.

Cara ini dapat menghasilkan latensi yang rendah sehingga membuat pengiriman suara, gambar, atau sinyal menjadi lebih memadai. Penggunaan FTTT juga merupakan persiapan dalam adopsi teknologi 5G seutuhnya. 

Dalam riset tanggal 3 Oktober 2023, Analis Bahana Sekuritas Jason Chandra dan Tarra Laurentia berpendapat, bisnis FTTT akan menjadi pendorong utama pertumbuhan TOWR. Investasi awal perusahaan yang tergolong besar untuk pengembangan fiber diyakini akan membuahkan hasil di tahun-tahun mendatang.

Kemudian, bisnis FTTT sifatnya sangat terukur sehingga berpotensi meningkatkan margin. Terlebih lagi, ada kebutuhan yang meningkat dari perusahaan telekomunikasi untuk densifikasi jaringan. 

Di samping itu, kedua analis ini juga menyoroti skala bisnis FTTT yang memungkinkan adanya sinergi operasional antar-platform bisnis TOWR. Misalnya, FTTT built-to-suit selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk membangun cabang dari jalur utama untuk menambah coverage area yang secara signifikan mengurangi kebutuhan belanja modal.

Lebih lanjut, fiber optic yang terhubung berpotensi mendapatkan home passes baru untuk konektivitasnya (di bawah merek iForte) dan bisnis FTTH, yang akan meningkatkan utilisasi dan margin secara keseluruhan.

Henan Putihrai Sekuritas dan Bahana Sekuritas merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga masing-masing Rp 1.300 dan Rp 1.200 per saham.

Itulah rekomendasi saham blue chip TOWR untuk perdagangan hari ini, Kamis 26 Oktober 2023. Ingat segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×