kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Prospek batubara masih berat, simak rekomendasi saham Indika Energy (INDY)


Senin, 28 September 2020 / 17:33 WIB
Prospek batubara masih berat, simak rekomendasi saham Indika Energy (INDY)
ILUSTRASI. Indika Energy (INDY) kerugian sebesar US$ 21,91 juta pada semester pertama 2020.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Saat ini, harga batubara untuk kontrak Oktober 2020 masih berada di harga US$ 58,8 per  metrik ton. Harga ini masih cukup jauh dari harga akhir tahun 2019 yang masih ada di US$ 67,70 per metrik ton.

Meski demikian, langkah INDY untuk mendiversifikasikan bisnis ke tambang emas dinilai Sukarno akan membantu mengurangi eksposur harga batubara dalam jangka panjang. “Diversifikasi bisa berdampak positif karena sumber pendapatan baru bertambah. Tetapi kan (tambang emas) itu baru beroperasi  dan baru bisa dirasakan manfaatnya tahun 2022,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (28/9).

Pada awal September 2020 ini, INDY melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo, menyelesaikan penyertaan saham tahap pertama sebesar 25% pada PT Masmindo Dwi Area, dengan nilai total penyertaan sejumlah US$ 15 juta.

Masmindo merupakan pengelola Proyek Awak Emas di Sulawesi Selatan, yang memiliki perkiraan cadangan ore sebesar 1,1 juta ons dan sumber daya sebesar 2 juta ons. Jika tidak ada aral melintang, maka tambang emas Awak Mas bisa beroperasi pada tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Indika (INDY) Bidik Penguasaan 40% Saham Tambang Emas Awak Mas

Ricky mengatakan, INDY akan menambah kepemilikan di PT Masmindo Dwi Area hingga mencapai 40%. Transaksi ini merupakan salah satu bentuk diversifikasi INDY ke bisnis non-batubara.

Untuk saat ini, Sukarno merekomendasikan wait and see untuk saham INDY. Memang, jika dilihat secara valuasi, rata-rata nilai buku atau price to book value (PBV) sudah berada di bawah rata-rata PBV dalam 5 tahun terakhir. Terdapat diskon current PBV saat ini, yakni 0,4 kali dibanding PBV rata-rata dalam 5 tahun yakni 0,7 kali.

Adapun  harga wajar saham INDY jika menggunakan PBV 0,7 kali berada di level Rp 1.525. Harga saham INDY pada hari ini berada di Rp 915. Saran Sukarno, investor bisa menunggu momentum teknikal sembari memantau perkembangan penemuan vaksin yang akan berdampak pada pulihnya ekonomi dunia sehingga permintaan batubara bisa kembali normal.

Baca Juga: Per Juli 2020, realisasi produksi batuabara Indika Energy (INDY) capai 20,4 juta ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×