kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Program MBG Diproyeksi Dukung Kinerja Emiten Konsumer, Cermati Saham Pilihan Analis


Minggu, 05 Oktober 2025 / 12:56 WIB
Program MBG Diproyeksi Dukung Kinerja Emiten Konsumer, Cermati Saham Pilihan Analis
ILUSTRASI. IHSG Menguat-Investor mengamati pergerakan saham melalui gawai di Jakarta, Kamis (02/20/2025). Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksikan menjadi katalis positif untuk sektor kosumer, cek saham-saham pilihan analis.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konsumer masih tertekan hingga paruh pertama 2025. Namun, program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksikan menjadi katalis positif untuk sektor ini.

Analis CGS International Sekuritas, Joanne Ong & Baruna Arkasatyo dalam riset 19 September 2025 mengatakan, program MBG dapat menjadi pendukung kinerja sektoral ke depan. Khususnya, untuk segmen mass market dan barang kebutuhan pokok. 

Dorongan pertumbuhan dari MBG ini diharapkan terjadi, mengingat lemahnya kinerja emiten konsumer pada semester I-2025. Joanne bilang, lemahnya konsumsi kelas menengah ke atas menjadi faktor utama pelemahan.

Baca Juga: Danantara Pertimbangkan Jadi Penyedia Likuiditas di BEI, Cek Saham Rekomendasi Analis

"Penjualan dari segmen mobil, pusat perbelanjaan kelas menengah atas, hingga hotel mewah, menjadi pendorong perlambatan utama," ujarnya.

Terkait hal ini, Joanne mencermati bank-bank juga menjadi lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit konsumsi lantaran kekhawatiran terhadap kualitas aset.

Di sisi lain, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan, pelemahan kinerja juga didorong daya beli masyarakat menengah ke bawah yang sensitif terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok.

"Sementara, persaingan harga di pasar domestik membuat ruang menaikkan harga jual menjadi terbatas," kata Azis kepada Kontan, Jumat (3/10).

Baca Juga: Anggaran Program MBG Naik, Kinerja Emiten Unggas Bisa Membaik

Oleh karena itu, ia juga mengamini bahwa program MBG dapat menjadi penopang sektor. Terutama, bagi emiten konsumer yang memiliki jaringan distribusi luas dan kapasitas produksi besar.

Menurut Azis, permintaan tambahan dari pemerintah dan mitra pelaksana program MBG dapat mengerek volume penjualan secara berkelanjutan. Sehingga, hal ini bisa menumbuhkan pendapatan di tengah kondisi konsumsi yang masih moderat.

"Akan tetapi, efek positif program MBG mungkin akan lebih signifikan bagi perseroan besar dibanding pemain skala menengah dan kecil," ujar Azis kepada Kontan, Jumat (3/10/2025).

Selain itu, Azis menilai langkah pemerintah lainnya juga berpotensi memberi dorongan positif, yakni melalui stimulus ekonomi 8+4+5.

"Dampak langsung stimulus adalah peningkatan daya beli di segmen menengah ke bawah yang menjadi basis utama konsumsi produk konsumer," terangnya.

Maka Azis memperkirakan, emiten subsektor makanan-minuman dan kebutuhan pokok bakal lebih cepat merasakan manfaat stimulus pemerintah. Mengingat, sifat produknya yang esensial dan memiliki perputaran penjualan tinggi.

Bagaimanapun, Azis menyarankan investor untuk mencermati sentimen inflasi pangan dan tren harga komoditas global ke depan.

Baca Juga: Kinerja Emiten Konsumer Bakal Terkerek Momentum Idul Adha, Cek Saham Pilihan Analis

"Di sisi lain, perilaku konsumsi menjelang momentum Natal dan Tahun Baru juga akan berpengaruh terhadap kinerja emiten," lanjutnya.

Sementara itu, menurut Joanne, investor dapat memantau keberhasilan pelaksanaan program MBG, insentif konsumsi tambahan dari pemerintah, serta dinamika rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dus Joanne mempertahankan peringkat netral untuk sektor konsumer dengan merekomendasikan beli UNVR di target harga Rp 1.910 per saham.

 

Sedangkan Azis merekomendasikan beli ICBP dan JPFA dengan bidikan harga masing-masing Rp 11.450 dan Rp 2.330 per saham hingga akhir tahun.

Selanjutnya: SKCK Online 2025: Syarat, Biaya, dan Cara Ambil di Polsek

Menarik Dibaca: Berapa Modal Buka Salon Kecantikan? Estimasi Rp 67,6 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×