kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Stimulus Ekonomi Menopang Kinerja Emiten Konsumer, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 05 Oktober 2025 / 11:16 WIB
Stimulus Ekonomi Menopang Kinerja Emiten Konsumer, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Kinerja emiten konsumer terdampak lemahnya permintaan. Namun, stimulus 8+4+5 yang diluncurkan pemerintah dinilai mampu mengerek kinerja sektor ini. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/09/2025


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten konsumer masih terdampak lemahnya permintaan. Namun, stimulus 8+4+5 yang diluncurkan pemerintah dinilai mampu mengerek kinerja sektor ini.

Pada kuartal kedua, sebagian besar emiten konsumer masih mencatatkan kinerja yang menurun. 

Analis BRI Danareksa, Christy Halim & Sabela Nur Amalina mencermati, emiten konsumer yang berada dalam cakupan mereka mencatatkan penurunan rata-rata pendapatan sebesar 2,1% secara tahunan (yoy). Laba inti juga anjlok sebanyak 21,7% yoy. 

"Penurunan kinerja disebabkan oleh pemulihan yang lambat pasca-Lebaran dan biaya bahan baku yang tinggi," ujar Christy dalam riset 22 September 2025.

Baca Juga: Kinerja Emiten Sektor Konsumer Masih Tokcer

Namun demikian, ia menelusuri, perusahaan konsumer mulai menunjukkan perbaikan marginal pada bulan Juli dan Agustus 2025 dibanding kuartal II-2025. Maka, Christy bilang, kinerja September 2025 akan menjadi penentu pertumbuhan kuartalan.

Christy optimistis, sektor konsumer akan diuntungkan di sisa tahun ini. Katalis utamanya, peluncuran stimulus 8+4+5 oleh pemerintah yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga.

Menurutnya, stimulus dengan nilai Rp 16,23 triliun ini akan membawa manfaat untuk sektor konsumer melalui bantuan pangan seperti distribusi beras, serta program padat karya.

"Program ini berpotensi secara langsung mendukung pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income)," kata Christy.

Lebih lanjut, dalam stimulus ini, pemerintah juga meluncurkan program magang berbayar untuk lulusan baru. Christy menilai, langkah ini juga bisa membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan rumah tangga seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Kinerja Emiten Sektor Konsumer Berpotensi Membaik di Semester II

Prediksinya, dampak positif dari stimulus baru akan dirasakan para emiten konsumer secepat-cepatnya pada kuartal IV-2025. "Kunci keberhasilan stimulus pemerintah ada pada eksekusi dan penyaluran, agar manfaatnya secara efektif terasa ke bawah," tegas Christy.

Sejalan dengan itu, risiko terhadap sektor konsumer yang perlu dicermati adalah eksekusi yang bisa jadi lebih lambat dari perkiraan. Ini bisa mengakibatkan tren konsumsi lemah tetap berlanjut.

Selain itu, harga komoditas lunak (soft commodity) yang lebih tinggi juga menjadi risiko ke depan.

Christy memproyeksikan, emiten konsumen dalam cakupan pihaknya dapat mencatatkan pertumbuhan rata-rata pendapatan sebesar 4,8% yoy pada akhir 2025, dengan laba bersih berpotensi tumbuh 27% yoy.

Dus, Christy memberikan peringkat overweight untuk sektor konsumer, dengan menyarankan beli ICBP di target harga Rp 12.000 per saham. Alasannya, segmen mi perseroan masih kuat, diikuti dengan meredanya biaya gandum yang dapat meredam tekanan marjin.

Ia juga menyukai MYOR dan merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.500 per saham, melihat pertumbuhan top line perseroan yang solid.

Selanjutnya: Berapa Modal Buka Salon Kecantikan? Estimasi Rp 67,6 Juta

Menarik Dibaca: Berapa Modal Buka Salon Kecantikan? Estimasi Rp 67,6 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×