kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Program bahan bakar D100 berjalan, apa dampaknya ke emiten CPO?


Senin, 03 Agustus 2020 / 09:21 WIB
Program bahan bakar D100 berjalan, apa dampaknya ke emiten CPO?
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Muara Sabak Barat, Tajungjabung Timur, Jambi, Jumat (10/7/2020).Program D100 berjalan, analis sebut konsumsi CPO domestik berpotensi bertambah 8-10 juta ton per tahun. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

Nah, dengan penambahan konsumsi domestik sekitar 8-10 juta ton per tahun dan himbauan pemerintah agar produksi CPO Indonesia mendahulukan konsumsi domestik, level ekspor CPO Indonesia berpotensi menurun dari 70% menjadi sekitar 55%.

"Efek penurunan ekspor tersebut tentunya akan memperkecil pasokan CPO dunia sehingga ada potensi kenaikan harga CPO di jangka panjang yang ditentukan oleh level produksi dan konsumsi CPO di Indonesia," ungkap dia.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat, ini rekomendasi saham untuk perdagangan hari ini (3/8)

Terkait dengan emiten-emiten yang belum bakal masuk dalam bisnis ini dalam waktu dekat, menurut Meilki, untuk mengembangkan bisnis biodiesel, perlu ada perhitungan secara komersial dari tiap internal perusahaan. Mengingat, emiten memiliki kondisi keuangan dan model bisnis yang berbeda-beda.

Meskipun begitu, ia yakin, tanpa adanya ekspansi bisnis biodiesel, emiten CPO tetap akan diuntungkan melalui naiknya permintaan dan harga jual CPO. Pasalnya, hal tersebut akan meningkatkan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) dari tiap emiten CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×