kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Menakar Pengaruh Free Float dan Rebalancing MSCI Indonesia Bulan Depan


Senin, 27 Oktober 2025 / 20:22 WIB
Menakar Pengaruh Free Float dan Rebalancing MSCI Indonesia Bulan Depan
ILUSTRASI. Kocok ulang alias rebalancing Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia edisi November 2025 tinggal menghitung hari.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kocok ulang alias rebalancing Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia edisi November 2025 tinggal menghitung hari.

Peninjauan berkala indeks global bergengsi ini dijadwalkan pada 5 November 2025, dengan implementasi efektif pada 25 November 2025.

Dalam rebalancing bulan depan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diperkirakan bakal masuk ke dalam indeks. Sementara, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diperkirakan bakal terdepak keluar indeks.

Nama emiten lain, seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga sempat disebut-sebut bakal bergabung.

Menjelang rebalancing untuk edisi November, MSCI membuat pengumuman terkait rencana untuk mengubah metodologi dalam menghitung free float untuk saham emiten Indonesia.

Hari ini (27/10/2025), MSCI mengumumkan tengah meminta masukan kepada para pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report yang dipublikasikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai tambahan referensi dalam menghitung free float saham emiten Indonesia.

Baca Juga: MSCI Pertimbangkan Data KSEI untuk Hitung Free Float Saham Indonesia

Selama ini, emiten di Indonesia hanya melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5% kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara, data KSEI melaporkan kepemilikan di bawah 5% dan memberikan klasifikasi pemegang saham sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih rinci terkait pemegang saham kurang dari 5%.

Sebagai catatan, wacana ini belum pasti diberlakukan dan masih menunggu masukan dari para pelaku pasar. MSCI mengumumkan akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025, dengan hasil dari konsultasi akan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Jika proposal tersebut diterapkan, perubahannya akan diimplementasikan pada review indeks bulan Mei 2026.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman melihat, wacana tersebut belum ada di tahap final dan masih dalam permintaan pendapat.

“Apabila disetujui baru akan diimplementasikan di Mei 2026. Jadi masih sangat dinamis,” ujarnya kepada Kontan, Senin (27/10).

Baca Juga: IHSG Keok Hadapi Wacana Free Float MSCI, Cermati Rekomendasi Saham Selasa (28/10)

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan melihat, potensi masuk dan keluarnya saham dalam rebalancing MSCI November memang masih cukup tinggi, terutama karena dinamika likuiditas dan tingkat free float beberapa emiten yang sudah berubah dibanding periode sebelumnya.

“Hal ini menjadi alasan utama mengapa beberapa saham dinilai berpeluang masuk, sementara sebagian lainnya berpotensi terdepak dari indeks,” katanya kepada Kontan, Senin (27/10/2025).

Terkait metode perhitungan free float yang baru, saat ini masih dalam tahap proposal dan belum akan berlaku pada rebalancing November 2025. Rencananya implementasi baru akan berjalan pada Mei 2026.

“Jadi untuk periode ini, seharusnya belum memberikan dampak langsung,” ungkapnya.

Namun wajar jika pasar bereaksi. Sebab, proposal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran jangka pendek terhadap potensi pengurangan bobot atau keluarnya dana asing, terutama pada saham dengan free float relatif kecil.

“Hal itu juga menjadi salah satu pemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini,” katanya. IHSG ditutup melorot 154,47 poin atau 1,87% ke 8.117,15 pada akhir perdagangan hari ini.

Ekky bilang, bagi emiten yang nantinya berhasil masuk indeks MSCI, efek positif yang dapat dirasakan berupa peningkatan likuiditas dan potensi masuknya dana institusional global yang mengikuti indeks MSCI.

Sebaliknya, emiten yang berpotensi keluar akan menghadapi tekanan dari sisi likuiditas dan penyesuaian portofolio oleh investor asing.

“Jadi dari perspektif harga saham, rebalancing tetap menjadi katalis yang cukup signifikan,” paparnya.

Selanjutnya: Penurunan Suku Bunga Kredit Konsumsi Tak Menjamin Permintaan Kredit Tinggi

Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Pakai Conditioner Setelah Keramas, Bikin Rambut Lepek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×