kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Kinerja Saham Lapis Kedua Mulai Tersendat, Begini Saran Analis


Senin, 27 Oktober 2025 / 20:25 WIB
Kinerja Saham Lapis Kedua Mulai Tersendat, Begini Saran Analis
ILUSTRASI. Indeks Saham Melemah-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI),.Jakarta, Senin (27/10/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada akhir perdagangan Senin (27/10/2025). Indeks melemah 1,87% atau 154,57 poin ke level 8.117,15. Indeks sempat keluar area psikologis 8.000 menuju 7.959,17, sebelum sedikit rebound menjelang penutupan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/27/10/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja indeks saham lapis kedua tampak tidak lagi sekencang dahulu. Rotasi aliran modal ke saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps membuat kinerja saham-saham lapis kedua tampak tertinggal.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja indeks SMC Composite dan SMC Liquid masing-masing tumbuh 3,84% dan 2,80% pada pekan lalu. Kinerja kedua indeks yang dihuni saham-saham lapis kedua ini kalah dibandingkan kinerja indeks LQ45 maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu tumbuh masing-masing 4,50% dan 7,22% sepanjang pekan kemarin.

Sementara pada perdagangan Senin (27/10/2025), indeks SMC Composite terkoreksi 1,93% ke level 405,84. Adapun indeks SMC Liquid juga menurun 0,31% ke level 337,42.

Penurunan indeks SMC Composite lebih dalam dibandingkan kinerja IHSG yang terkikis 1,87% ke level 8.117,15. Di sisi lain, indeks LQ45 menyusut 0,43% ke level 824,53.

Baca Juga: Saham Lapis Kedua Kian Menarik, Cermati Rekomendasi Analis

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, tersendatnya pertumbuhan indeks SMC Composite dan SMC Liquid sejak pekan lalu sangat dipengaruhi oleh rotasi dana dari saham lapis kedua ke saham big  caps. Alhasil, kinerja LQ45 dan IHSG terlihat lebih unggul, atau setidaknya tidak megalami koreksi yang terlalu dalam.

"Investor institusi atau asing yang masuk ke pasar saham cenderung memilih sahm dengan free-float dan likuiditas tinggi," ujar dia, Senin (27/10/2025).

Selain itu, perhatian pasar terhadap isu tata kelola dan likuiditas, seperti konsultasi Morgan Stanley Capital Index (MSCI) terkait perlakuan saham yang pernah masuk radar Unusual Martket Activity (UMA), membuat beberapa saham menjadi kurang menarik bagi aliran dana global, sehingga membatasi minat inestor pada saham lapis kedua.

"Komposisi indeks SMC yang berisi banyak emiten dengan kapitalisasi atau free float lebih kecil membuatnya lebih sulit mendapat dorongan harga besar," terang Arinda.

Baca Juga: Mengapa Saham Lapis Kedua Lebih Menggiurkan daripada Big Caps?

Kendati begitu, prospek saham lapis kedua masih cukup positif pada sisa 2025. Faktor pendorong seperti aksi korporasi, agenda ekspansi bisnis, hingga rilis laporan keuangan yang berpotensi membaik tetap menjadi katalis untuk penguatan lanjutan saham-saham lapis kedua. Namun, investor tetap harus selektif dalam memilih saham tersebut. "Karena tidak semua saham second liner memiliki fundamental yang cukup kuat untuk bertahan terhadap volatilitas pasar yang masih tinggi," kata Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan, Senin (27/10/2025).

Senada, Arinda menyebut sentimen berupa aksi korporasi seperti buyback saham, spin-off atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha, dan pengumuman dividen interim akan memperbaiki persepsi nilai dan likuiditas saham lapis kedua. Namun, kembali lagi, arus modal asing yang fluktuaktif masih menjadi risiko utama bagi saham lapis kedua.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menambahkan, saham-saham lapis kedua masih berpeluang dilirik para investor.Walau begitu, investor akan lebih selektif memilih saham lapis kedua yang memang sedang mengalami rally harga, punya fundamental kuat, mencatat kinerja kuartal III-2025 positif, dan prospek pertumbuhan yang jelas. Perlu diingat lagi, risiko saham lapis kedua tergolong besar karena likuiditasnya tipis, sehingga harga sahamnya mudah digerakkan. "Harga sahamnya bisa koreksi dengan cepat jika ada aksi profit taking," imbuh dia, Senin (27/10/2025).

Baca Juga: Menilik Prospek Saham Lapis Kedua di Tengah Peningkatan Kinerja IHSG

Ekky menyebut, investor dapat mempertimbangkan saham-saham lapis kedua di sektor properti, konsumer, dan industrial dengan berkaca pada momentum stimulus dan kebijakan pemerintah yang mulai berjalan. 

Di lain pihak, Arinda menilai, saham lapis kedua yang berpeluang unggul adalah emiten yang memiliki katalis unlock value seperti anak usaha grup konglomerasi yang hendak dilepas atau dipisah, emiten konsumer atau retail yang memiliki perbaikan permintaan, serta emiten infrastruktur dan komoditas dengan pendapatan stabil.

Dari situ, Arinda menyarankan investor untuk melirik saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan PT MAP  Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dengan target harga masing-masing di level Rp 1.480 per saham, Rp 430 per saham, dan Rp 715 per saham.   

Baca Juga: Harga Terus Menanjak, Cek Saham Lapis Kedua yang Masih Prospektif Hingga Akhir Tahun

Selanjutnya: Menakar Pengaruh Free Float dan Rebalancing MSCI Indonesia Bulan Depan

Menarik Dibaca: 5 Kesalahan Pakai Conditioner Setelah Keramas, Bikin Rambut Lepek!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×